Selasa, 13 Juli 2010

Makalah Bioteknologi

BAB I

PENDAHULUAN
Bioteknologi, sebuah perjalanan panjang kegiatan dan inovasi manusia yang selama berabad-abad, bahkan milenia, memanfaatkan mikroorganisme melalui proses fermentasi untuk membuat produk keperluan sehari-hari seperti roti, keju, bir dan anggur. Pemanfaatan bioteknologi kala itu masih sangat konvensional dan dikategorikan sebagai bioteknologi tradisional. Diawal abad 20, Fleming menemukan antibiotik penisilin, dan di tahun 1982, obat berbasis rekombinasi DNA pertama diciptakan yaitu insulin manusia yang diproduksi dengan memanfaatkan bakteri tanah, E-coli . Dipenghujung abad 20, merebak produk bioteknologi maju seperti tanaman transgenik, gene chips dan kloning mamalia. Proses pengembangan produk berbasis rekombinan DNA ini dikategorikan sebagai bioteknologi moderen. Tidak pelak lagi, beberapa dekade mendatang akan diwarnai temuan-temuan yang menakjubkan melalui kemajuan bioteknologi.

Apabila akhir abad ke 20 merupakan era teknologi informasi yang telah mampu merubah tata kehidupan manusia dari pola konvensional menjadi serba otomatis diikuti dengan tumbuh pesatnya industri berbasis komputer, maka awal abad 21 ini adalah eranya bioteknologi. Bioteknologi bak mesin ajaib, yang mampu melakukan berbagai proses penting dalam dunia industri di beberapa bidang antara lain bidang kesehatan, pangan, pertanian, industri lainnya serta lingkungan. Dibidang kesehatan, penerapan bioteknologi telah menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, hormon, kit diagnostika dan produk farmasi lainnya. Di bidang pertanian, penerapan bioteknologi mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian antara lain penciptaan tanaman varietas unggul tahan hama, stres, dan kekeringan. Dengan penerapan genomik, tanaman dirancang menjadi mesin produksi bagi komoditi penting seperti obat, vaksin, vitamin, hormon, dan senyawa protein aktif lainnya melalui teknologi molecular farming . Dibidang lingkungan, bioteknologi menciptakan mikroba baru yang mampu mengurai limbah atau tumpahan minyak di laut, dan mengurai kandungan logam berat dari tanah untuk keperluan penyuburan lahan. Dari keseluruhan aplikasi bioteknologi tersebut, pemanfaatan dibidang kesehatan adalah yang terbesar, yaitu sekitar 70-80%.

BAB II

I S I

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.

Peranan dan Produk Bioteknologi

1. Peranan Bioteknologi

a. Teknik enzimatis

Enzim merupakan katalis dalam reaksi kimia sehingga reaksi tersebut dapat berlangsung lebih cepat Dalam bioteknologi, Enzim digunakan dalam bahan makanan, industri kimia, dan farmasi ( sintesis asam amino dan antibiotik) . Pada produk makanan minuman, Enzim telah lama digunakan untuk membuat keju, bir, pemanis, dan anggur. Di Amerika Serikat, sirup berkadar gula tinggi dari jagung merupakan produk terbesar yang dibuat menggunakan teknologi enzimatis. Enzim renin yang dihasilkan dari lambung anak sapi bermanfaat untuk menghasilkan dalah susu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keju. Pada industri minuman, enzim digunakan untuk membuat minuman sari buah, anggur dan bir agar tahan terhadap dingin. Selain itu, bahan ini dapat dipakai untuk membuat permen dengan rasa manis sedang.

b. Teknik fermentasi

Fermentasi (peragian) adalah proses penguraian motabolik senyawa

organik oleh makrob pada kondisi anaerob yang menghasilkan energi dan gas. Teknik dapat digunakan dalam pengelolahan bahan baku untuk menghasilkan produk berupa makanan, minuman, dan obat-obatan. Proses teknik fermentasi dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut.

Proses Teknik Fermantasi

1) Tahap Pengelolahan bahan baku

Bahan baku yang akam difermentasi lebih dahulu diolah menjadi subtrat dengancara menghauluskan (pada bahan baku padat) atau dengna mengantur pH, penambangan air, dan pengaturan komposisi senyawa makro / mikro.

2) Tahap sterlisasi

Bahan subtrat disetrilkan agar tidak terkontaminasi oleh mikrob lain yang dapat mengangu proses.

3) Tahap fermentasi

Proses fermentasi biasanya dilakukan dalam bioeraktor, yaitu suatu tabung tertutup yang dapat diataur mengadukan, pengudaraan (aeransi), suhu optimumnya. Di dalam bioreaktor telah terdapat ragi atau yang dibutuhkan

4) Tahap pemisahan hasil

Pemisahan antara produk dan residu (hasil sampingan) dapat dilakukan dengna cara filtrasi (penyaringan)

5) Tahap pengelolahan hasil

Produk yang sudah dihasilkan diolah lebih lanjut dengan menambahkan zat adiktif untuk menambah aroma atau warna yang lebih menarik

6) Tahap produk akhir

Produk akhir merupakan produk yang telah siap di pasarkan.

Bioremediasi adalah proses pengguanan mikrob untuk menyingkirkan atau melenyapkan polutan dari lingkungan. Bioremendiasi dibedakan menjadi bioremendiasi intristik, yaitu biodegradsi yang terjadi pada kondisi alami dan bioremendiasi yang direkayasa.

Keberhasilan bioremediasi sangat di tentukan oleh beberapa faktor, yaitu kontak antara mikrob dan subtrat, keadaan fisik lingkungan yang tepat, nutrien oksigen, dan keberadaan senyawa toksik bioremediasi meliputi dua tipe, yaitu fitoremediasi dan biofiltrasi, fitoremidiasi adalah pemanfaatan atau fungsi untuk menyisihkan polutan komplek dari buangan limbah industri.

Bahan-bahan sisa dari minyak bumi dan minyak kelapa tersebut masih mengandung berbagai macam asam lemaka berantai panjang dan pendek yang dapat dimanfaatkan sebagai subtrat penghasil asam laurat. Asam lemak tersebut dapat dikomersialisasikan sebagai kompenen utama sabun dan deterjen. Produksi asam laurat dari limbah- limbah tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan mikrob yang telah dimodifikasi. Salah satu mikrob tertsebut adalah Candida sp.

2. Produk Bioteknologi

Pada zaman kita telah dapat menjumpai berbagi produk bioteknologi, misalnya, bayi tabung, makanan dan minuman hasil fermentasi, obat antibiotik, dan organisme transgenitik.

Bayi tabung (test tube baby) adalah bayi yang berasal dari pembuahan sel telur ibu sperma yang diambil dari suami atau donor dalam piring kaca laboratorium. Zigot hasil pembuahan akan tumbuh memjadi berpuluh puluh sel. Zigot tersebut lalu dimaksukan kedalam rahim ibu semula dan mengalami pertumbuhan sampi kelahiran. Teknik tersebut diperlukan bagi istri yang ovumnya tidak bisa turun kedalam oviduk atau dilakukan kepada pasangan yang suaminya mempunyai sperma sangat sedikit ( oligozoosermia ekstrem).

Bakteri transgenik

Teknologi ADN rekombinan digunakan untuk menghasilka bakteri yang di biakan dalam bioreaktor. Beberapa produk yang di hasilkan bkteri anatara lain insuli, hormon pertumbuhan manusia, dan vaksin hepatitis B.

Bakteri transgenitik dapat diunakan untuk meningkatkan kekebalan tanaman. Misalnya, bakteri yang biasa hidup di akar tanaman jagung di beri gen yang mengandung racun serangga dari bakteri lain sehingga dapat melindungi dari serangga serangga.

Beberapa bakteri dapat digunakan untuk meningkatkan mendegradasi substansi tertentu dan kemapuan tersebut dapat ditingkatkan dengan rekayasa genetik, misalnya, bakteri pemakan minyak dapat digunakan untuk membersihkan pantai dari tumpahan minyak industri bakteri biofilter yang akan menyaring polutan kimia sebelum di lepas ke udara. Bakteri transgenik juga dapat memindahkan sulfur dari batu bara sebelum di bakar dan membantu membersihkan area perbuangan limbah toksik. Bakteri transgenik pendegradasi tersebut dapat pula diberi gen ” sehingga akan mati setelah selesai bertugas.

3. Dampak Bioteknologi

a. Dampak Negatif Bioteknologi

Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan bioteknologi.

Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju, Kesenjangan teknologi yang sangat jauh tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang. Ketidakadilan, misalnya, sangat terasa dalam produk pertanian transgenik yang sangat merugikan bagi agraris berkembang. Hak paten yang dimiliki produsen organisme transgenik juga semakin menambah dominasi negara maju.

b. Dampak Positif Bioteknologi

Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu, kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting. Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi, antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, ( Convetion on Biological Diversity )yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya . Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi Undang-Undang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani konvensi tersebut. Di sepakati Pula Cartegena Protocol on Biosafety ( Protokol Cartegena tentang pengamanan hayati ). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi modern adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak dapat dikembangkan menjadi individu baru.



Secara ringkas, berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.

a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi

b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.

c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur aktif.

c. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon.

d. Bioteknologi dapat meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.

e. Bioteknologi dapat menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas).

f. Bioteknologi di bidang industri dapat menghasilkan makanan dan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur



Contoh obat baru yang dihasilkan secara bioteknologi

Vaksin HIV AIDS

AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Akhirnya selama 25 tahun vaksin Penyakit HIV/AIDS ditemukan dibangkok -Thailand. Penemuan Vaksin Ini dihasilkan oleh Hasil studi Vaksin Ekperimental yang diujicobalkan kepada 16.000 warga thailand. Dari ujijoba tersebut Vaksin HIV itu ternyata terbukti mengurangi resiko terinfeksinya seseorang terhadap HIV.

Penelitian vaksin ini menggabungkan canary pox vaccine ALVAC produksi Sanofi-Aventis Perancis dengan AIDSVAX yang aslinya dibuat VaxGen Inc (lisensinya dipegang oleh organisasi nonprofit Global Solutions for Infectious Diseases).

Vaksin itu berbasis HIV strain B dan E yang dominan di Thailand. Dalam percobaan sebelumnya, kedua vaksin itu kurang efektif jika sendiri-sendiri. Hasil studi terakhir menunjukkan vaksin itu 31,2 persen efektif mengurangi risiko tertular HIV.

Menurut olonel Jerome Kim, US Military HIV Research Program, hal ini merupakan demonstrasi pertama vaksin HIV yang mampu memberikan perlindungan terhadap infeksi HIVt. hal ini merupakan kemajuan sains sangat penting. Studi ini memberikan harapan kemungkinan pembuatan vaksin yang efektif secara global.

Vaksin itu diujicobakan Sejak awal 2003, kepada sukarelawan yang terdiri dari perempuan dan laki-laki berusia 18-30 tahun dan tidak terinfeksi HIV. Mereka berlokasi di dua provinsi di Thailand, di dekat Bangkok yang mempunyai tingkat risiko tinggi terinfeksi HIV .

Setengah dari sukarelawan mendapatkan vaksin itu dan sebagian lagi memakai plasebo (tidak mengandung vaksin). Sebanyak 51 orang dari total 8.197 orang yang mendapat vaksin terinfeksi HIV. Adapun kelompok plasebo, dari total 8.198, sebanyak 74 orang terinfeksi. Jadi ada selisih 23 orang atau sekitar 15 %.

Penemuan Vaksin ini dinilai beberapa pihak belum sempurna, masih perlu tahap-tahap selanjutnya untuk meneympurnakan formulasi dari vaksin ini, agar dapat mendapatkan izin licensi obat. Akan tetapi penemuan ini merupakan langkah maju dalam proses penemuan vaksin penyakit yang sangat ditakuti ini.

Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier. Dua peneliti Prancis ini dinilai besar dalam kontribusinya mendeteksi penyebaran virus penyakit mematikan yang menyerang manusia saat ini. Francoise Barre-Sinoussi dan Luc Montagnier adalah penemu virus HIV (human immunodeficiency virus). Penemuan Barre-Sinoussi dan Montegnier merupakan landasan utama untuk memahami sifat biologi penyakit AIDS dan cara pengobatannya.

Kini pengembangan vaksin anti HIV-AIDS terus dilakukan, tentunya dengan modifikasi metode yang terus diperbarui. Salah satu maksud pengembangan vaksinasi tersebut adalah bahwa vaksin dapat menginduksi antibodi yang merupakan agen prinsipal dari proteksi imun terhadap kebanyakan virus dan bakteri patogen. Akan tetapi, ada pengecualian untuk mikroba intraseluler yang kita bicarakan saat ini yakni human immunodeficiency virus atau HIV. Hal ini disebabkan pada kenyataan bahwa terhadap HIV, proteksi bergantung pada imunitas berperantara sel atau imunitas seluler daripada induksi antibodi imunitas humoral.

Pada Mei 1983, Luc Montagnier dan timnya sudah memublikasikan keberhasilan mereka dalm mengisolasi lymphadenopathy-associated virus (LAV) yang diduga menjadi penyebab AIDS di jurnal bergengsi: Science. Istilah LAV merupakan nama awal HIV versi Montagnier. Hingga kini, setelah lebih dari 2 dekade penemuan virus mematikan ini, vaksin efektif penangkal virus yang bekerja memperlemah sistem pertahanan tubuh ini belum juga berhasil dikembangkan. Banyak persoalan mendasar yang muncul, terutama yang berhubungan dengan perjalanan penyakit dan respons imunologis inang terhadap virus. Hal ini menguatkan dugaan bahwa upaya menemukan vaksin tampaknya masih jauh dari harapan.

Beberapa hasil penelitian untuk membuat vaksin menunjukkan pada kesimpulan yang mengecewakan. Salah satu contohnya adalah perusahaan Amerika, VaxGen, mengumumkan kegagalan pada fase uji klinis atau fase 3 terhadap kandidat vaksin pada tahun 2003. Vaksin rekombinan yang diberi kode AIDSVAX B/E diracik dengan protein selubung virus atau gp120 setelah diujikan pada kurang lebih 3.000 sukarelawan yang berisiko terjangkit HIV-AIDS di Thailand. Hasil uji coba tersebut ternyata sama sekali tidak memberikan efek protektif.

Hasil yang sama juga dialami oleh kandidat vaksin sebelumnya yang dikembangkan oleh VaxGen yakni AIDSVAX B/B. Uji coba terhadap kandidat vaksin yang diberi kode AIDSVAX B/B ini gagal menekan tingkat infeksi HIV pada populasi 5 ribuan lebih kaum homoseksual di Amerika Utara.

Namun, kenyataan mengecewakan yang dialami oleh VaxGen tersebut tidak membuat semangat para ilmuwan menciut, masih banyak harapan yang tengah dan akan dilalui oleh para ahli kelas dunia tersebut. Salah satunya adalah masih banyak lagi kandidat vaksin yang berpotensi dikembangkan di laboratorium-laboratorium. Hingga pengujung tahun 2004, diestimasi kurang lebih 30 kandidat vaksin telah atau sedang memasuki tahap uji preklinis dan uji klinis. Hal yang tetap membuat optimis lainnya adalah tersedianya hewan model (transgenic) dan teknologi maju bidang virologi dan biologi molekuler yang mendukung dipelajarinya tingkat respons imun sel inang yang spesifik terhadap HIV. Hal-hal ini tentu saja menjadi modal penting dalam mendesain strategi pengembangan vaksin di masa mendatang.

Jenis vaksin yang dikembangkan hingga saat ini, apakah dipreparasi dari sel mikroorganisme utuh yang dimatikan (diinaktivasi), protein rekombinan, atau mikroorganisme hidup yang diatenuasi, semua akan menginduksi produksi antibodi. Terkecuali vaksin yang diproparasi dari organisme hidup yang diatenuasi, semua vaksin yang ada hingga kini, tidak menginduksi imunitas seluler. Dengan demikian, kemungkinan dari penggunaan vaksin hidup yang diatenuasi terhadap virus yang sangat berbahaya telah meningkatkan perhatian terhadap prosedur produksinya dan risiko yang akan diterima bila vaksin hidup digunakan untuk imunisasi populasi yang besar.

Ada begitu banyak permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan vaksin HIV-AIDS. Permasalahan utama dalam pengembangan vaksin HIV-AIDS saat ini adalah bagaimana menginduksi antibodi netralisasi yang tidak saja reaktif terhadap varian-varian yang terdapat dalam masing-masing subtipe, tetapi juga reaktif terhadap semua subtipe yang ada. Pada kasus infeksi virus, antibodi netralisasi adalah ujung tombak perlindungan terhadap virus karena antibodi jenis ini dapat menetralkan virus sebelum sempat masuk dalam sel. Berdasarkan pengetahuan yang didapat dari hasil riset adalah bahwa virus HIV menginfeksi berbagai jenis sel imun seperti makrofag dan limfosit T, semisal sel T CD4+. Hal ini dilakukannya dengan terlebih dahulu menempel pada tempat pelekatannya yakni reseptor yang disebut CD4 melalui glikoprotein selubung virus atau gp120. Kemudian setelah menempel, gp120 mengubah konformasinya untuk memperantarai interaksi virus dengan koreseptor.

Ada beberapa karakteristik untuk vaksinasi yang ideal. Karakteristik pertama adalah bahwa vaksin tersebut harus semurah mungkin. Hal ini akan memungkinkan bagi negara-negara berkembang untuk mengembangkan akses terhadap vaksinasi HIV. Karakteristik berikutnya adalah vaksin tersebut harus mempunyai respon yang cukup baik terhadap sistem kekebalan humoral dan cell mediated. Dan akhirnya vaksinasi tersebut haruslah sangat efektif terhadap berbagai jenis strain virus HIV. Ada lima jenis vaksin yang akan didiskusikan dalam tulisan ini, yaitu whole inactivated vaccines, live attenuated vaccines, live recombinant vector vaccines, subunit vaccines dan naked DNA vaccines.

Whole inactivated vaccines

Pertama kali vaksin jenis ini terlihat memberikan harapan yang cukup menggembirakan karena bisa melindungi mamalia golongan makaka terhadap infeksi SIV. Namun belakangan diketahui bahwa sistem kekebalan Makaka ternyata responsif terhadap xenoantigen, berbeda dengan manusia. Vaksin model ini tidak lagi direkomendasikan untuk digunakan kepada manusia karena adanya kegagalan pemberian pada golongan Simpanse dan karena faktor keamanan pemberiannya.

Live attenuated vaccines

Sebagian besar vaksin yang telah berhasil dikembangkan saat ini berasal dari golongan ini. Vaksinasi tipe ini akan melemahkan setiap patogen dan akan menurunkan daya serang benda asing tersebut ketika mereka mencoba untuk menginfeksi inang nya. Contoh dari vaksin model ini adalah vaksinasi MMR dan polio. Secara umum, virus mampu untuk menginfeksi sel dan akhirnya akan merusak sel inang tersebut yang pada akhirnya akan melemahkan sistem kekebalan. Prinsip tersebut digunakan oleh vaksin model ini dengan cara menghambat laju replikasi dengan cara mempengaruhi gen-gen yang bekerja untuk replikasi, misalnya gen nef. Vaksin model ini akan menstimulasi sistem kekebalan humoral dan sistem kekebalan cell mediated. Namun ada pertimbangan keamanan medis terhadap penggunaan vaksin ini, dikarenakan ada kemungkinan besar terjadinya mutasi pada virus dan justru akan berbalik menjadikan HIV menjadi strain yang lebih virulen.

Naked DNA

Vaksin jenis ini dibuat dengan memasukkan plasmid dengan beberapa gen HIV ke dalam otot atau epidermis mamalia atau manusia. Vaksin model ini akan secara kuat mentrigger sistem kekebalan humoral. Vaksin model ini mungkin akan diperkuat dan diujicobakan dengan vaksin model subunit.

Live recombinant vector vaccines

Vaksin ini terdiri dari sebuah vektor atau garis yang akan membawa gen-gen HIV yang berguna untuk memberikan kode kepada sel inangnya, misalnya gen env, gag atau pol. Vaksin ini akan menstimulasi sistem kekebalan humoral dan cell mediated. Sejumlah vektor yang ada berpotensi untuk membawa gen-gen adenovirus dan canarypox. Adanya gen adenovirus akan membuat vaksin ini menjadi mudah untuk dikonsumsi secara per oral atau lewat tablet gelatin. Faktanya, vaksin golongan ini telah mampu memberikan sistem kekebalan yang lebih lama pada golongan simpanse. Secara genetik, adenovirus tidak akan efektif digunakan sebagai induk vektor pada orang atau mamalia yang sudah pernah ter ekspose oleh adenovirus. Canarypox terlihat lebih menjanjikan harapan. Namun karena canarypox, misalnya avian poxvirus, tidak bereplikasi pada mamalia, akan muncul hambatan yang cukup besar untuk mengaplikasikan terhadap penggunaan vektor avipox.

Sub Unit vaccines

Vaksin model ini secara genetik akan mensintesa protein amplop seperti gp 120, gp 140 dan gp 160. Salah satu kekurangan model ini adalah bahwa dia hanya akan berespon terhadap sistem kekebalan humoral. Terdapat hambatan terhadap replikasi virus dengan antibodi invitro, namun hembatan ini hanya berlaku pada strain-strain tertentu saja. Simpanse yang telah diimunisasi dengan gp 160 menjadi terinfeksi oleh HIV 1 setelah pemaparan virus dalam tujuh minggu. Namun simpanse yang di imunisasi dengan gp 120 tidak menunjukan tanda-tanda adanya infeksi HIV. Sayangnya uji coba pada manusia mengalami kegagalan.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.

Masalah AIDS adalah masalah yang masih panjang dan membutuhkan waktu yang lama untuk pemecahannya. Ini sangat berat terutama bagi penderita AIDS itu sendiri. Bagi yang belum terinfeksi tentunya selalu berusaha supaya tidak terinfeksi dengan menghindari perbuatan yang memberi peluang terinfeksi HIV.

Ada beberapa karakteristik untuk vaksinasi yang ideal. Karakteristik pertama adalah bahwa vaksin tersebut harus semurah mungkin. Hal ini akan memungkinkan bagi negara-negara berkembang untuk mengembangkan akses terhadap vaksinasi HIV. Karakteristik berikutnya adalah vaksin tersebut harus mempunyai respon yang cukup baik terhadap sistem kekebalan humoral dan cell mediated. Dan akhirnya vaksinasi tersebut haruslah sangat efektif terhadap berbagai jenis strain virus HIV.

Jumat, 09 Juli 2010

Nama Anak Ronaldo

Siapa nama anak Cristiano Ronaldo? Bintang Real Madrid dan Portugal ini menamai sang anak dengan Cristiano Ronaldo. Yup, memang sama dengan namanya sendiri. Ronaldo menghebohkan dengan pengumumanya lewat laman pribadi, akun facebook, maupun twitter yang menyebutkan ia sudah punya anak. Padahal ia belum menikah dari baru saja gagal mengantar Portugal di Piala Dunia.
Pemain 25 tahun itu tengah berlibur di Amerika Serikat dengan pacarnya, model asal Rusia berusia 24 tahun, Irina Sheik aka Irina Shayk. Si bayi ditinggalkan bersama ibu dan saudara perempuan Ronaldo di vila bernilai 2,5 juta pound sterling di Algarve, dekat butik CR7 di Vilamoura. Saudara perempuan Ronaldo, Katia, mengatakan:
"Si bayi baik-baik saja, kami menjaganya selama Cristiano pergi. Dia memanggilnya Cristiano sama seperti nama ayahnya. Cristiano yang memilih nama itu dan kami menyukainya. Dia seperti ayahnya dan saya. Dia punya mata yang sama. Kami tak tahu siapa ibunya, kami belum pernah bertemu."
Ibu Ronaldo, Delores, 55 tahun, mengatakan sang cucu memang lahir di Amerika pada 17 Juni dengan berat 9 poin dan 8 ons.
Pertanyaannya siapa wanita tersebut?
Irina? Ronaldo maupun Irina sudah membantah. "Pacar saya, sekarang, adalah seorang ayah," tulis Irina dalam akun facebook-nya.
Ronaldo, seperti lirik lagunya Anggun -- punya pacar segudang. Setidaknya ia pernah lengket dengan model Italia, Letizia Filippi (32 tahun) dan si cantik model dari Brasil, Raica Oliveira (26 tahun). Ia juga pernah hangout di klub Los Angeles bersama Paris Hilton (29 tahun) dan juga pernah bareng dengan bintang opera sabun Inggris, Gemma Atkinson (25 tahun).
Nah, kabar terbaru yang dilansir The Sun menyebutkan Ronaldo 'menyewa' seorang wanita Amerika untuk mengandung si Ronaldo junior. Si wanita itu dibayar 10 juta pound sterling. Media Portugal menyebut si wanita, yang belum diketahui identitasnya ini, ditemui Ronaldo di Florida.
Nerreida Gallardo, 26 tahun, yang diputuskan Ronaldi tahun 2008 mengatakan: "Setiap minggu selalu ada gadis lain yang datang dan berbicara soal dia. Setelah membuang saya, saya tak tahu lagi berapa banyak pacarnya. 80.000?"
Banyak bener?
Deretan mantan pacar Cristiano Ronaldo: Letizia Filippi, Raica Oliveira, Paris Hilton, Gemma Atkinson, dan Nerreida Gallardo.
Foto: Jamie McDonald/Getty Images; celebrity-pictures.ca
sumber : Yahoo!

Kamis, 08 Juli 2010

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)

Diabetes Mellitus pada Anak

STED BY RAMADONI ON MARCH - 30 - 2009
Diabetes melitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejal-gejala akut diabetes miletus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran diabetes miletus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
Terdapat dua jenis diabetes melitus yang paling sering terjadi apa anak. Diabetes melitus tipe I (tergantung insulin) yang mencakup sekitar 10-20 % dari semua kasus diabetes, ditandai dengan tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes melitus tipe II (tidak tergantung insulin) sekresi insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan normal.

Perbandingan DM Tipe I Dan DM Tipe II
KARAKTERISIK
DM TIPE I
DM TIPE II
Tingkat sekresi insulin
Tidak ada atau hampir tidak ada
Mungkin normal atau melebih normal
Usia awitan yang lazim
Anak-anak
Masa dewasa
Presentasi insiden
10-20%
80-90%
Defek dasar
Destuksi sel ?
Penurunan kepekaan sasaran terhadap insulin
Keterkaitan dengan kegemukan
Tidak
Biasanya
Kecepatan perkembangan gejala
Cepat
Lambat
Timbulnya ketosis
Sering jika tidak diobati
Jarang
Pengobatan
Penyuntikan insulin, penanganan makanan
Kontrol makanan dan penurunan berat badan; kadang kadang hipoglikemik oral




A. Diabetes Melitus Tipe I
·         Definisi :
DM Tipe I adalah salah satu tipe Diabetes yang disebabkan karena? autoimun destruktif pada sel beta dalam pankreas yang biasanya ada pada anak-anak serta disebabkan oleh faktor idiopatik atau belum diketahui secara jelas penyebabnya
( Wong’s Nursing care of Infants and children, 2007)
·         Karakteristik DM Tipe I (Wong’s Nursing care of Infants and children, 2007) :
KARAKTERISTIK
DM TIPE I
1.USIA DIMULAINYA
2.RASIO SEKS
3PRESENTASE DARI POPULASI DM
4.HEREDITAS
·         Riwayat Keluarga
·         HLA ( Human Leukocyte Antigents)
·         Faktor Kembar
·         Penyebaran Suku
5.GEJALA
6.STATUS NUTRISI
7.INSULIN ALAMI
·         Kandungan dalam Pankreas
·         Serum Insulin
·         Daya tahan insulin
8.Antibodi sel Islet
9.Terapi :
·         Insulin
·         Medikasi Oral
·         Pengaturan Diet
10.Komplikasi Kronik
11.Ketoasidosis
< 20 th, dimulainya biasanya tiba-tiba
Laki-laki lebih tinggi dibanding pria
5%-8%

Kadang-kadang
Terkait dengan HLA
25%-50%
Terutama Kaukasian
Gejala umum DM : Polifagi, Polidipsi, PoliUri
Berat Badan dibawah rata-rata


Tidak ada / absolut defisiensi
Sangat rendah – tidak ada
Minimal
80%-85%

Selalu
Tidak efektif
Tidak efektif

>80%
Disertai

·         Etiologi DM Tipe I :
Seperti yang sudah disebutkan diatas, pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan seorang anak dapat mengidap DM tipe I ini, faktor penyakit autoimun, dan faktor Idiopati atau faktor yang belum diketahui secara jelas penyebabnya.
  1. Faktor Genetik
DM tipe I tidak diturunkan, namun faktor genetik menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dapat menyebabkan penyakit ini. Dari kurang lebih 40 sindrom penyakit akibat genetik, diabetes memang salah satunya ( Harris 2000). Anak dengan ayah DM tipe I tiga kali lebih berisiko dibanding dengan anak yang memiliki Ibu dengan DM tipe I.
Sekitar 60% kemungkinan mudahnya terkena DM tipe I ini ada hubungannya dengan Human Leukocyte Antigen atau biasa disebut HLA pada kromosom 6. Beberapa alel gen juga berpengaruh, misalnya : DR3, DR4, dan DQ 8 (Yangsoo & Eisenbarth, 2000)
  1. Mekanisme Autoimun
Teori menyebutkan bahwa kehadiran HLA menyebabkan kerusakan pada sistem imun yang apabila terpapar pada faktor presipitasi seperti virus, bakteri, bahan kimia, bahkan diet yang tidak baik dapat menyebabkan sesorang menderita DM Tipe I.
Antibodi sel Islet dalam pankreas (ICSAs) ditemukan sebanyak 70%-85% pada pasien yang baru saja terdiagnosa DM Tipe I. Pada sebagian besar penderita, antibodi ini menghilang satu tahun setelah diagnosis, namun dapat bertahan sampai beberapa tahun pada sebagian kecil penderita. Itulah mengapa anak yang memiiki gangguan sistem imun dapat menderita DM Tipe I jika terpapar dengan faktor presipitasi seperti yang sudah disebutkan.

  1. Diet
Susu sapi telah dibuktikan menjadi salah satu faktor presipitasi karena memberikan implikasi sebagai salah satu zat yang dapat merangsang rusaknya sel beta pada pankreas pada anak yang telah memiliki faktor predisposisi seperti memiliki ayah dengan DM tipe I ( Kimpimaki, Arkokola, Korhonen, and others, 2001). Namun masih harus terus dilakukan penelitian atas hal tersebut.
  1. Virus
Bermacam jenis virus, termasuk virus yang menyebabkan penyakit gondok, coxsackievirus B dan Rubella telah terbukti sebagai faktor presipitasi penyebab DM tipe I.

·         Fisiologis Kerja Insulin :
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidat, lemak dan protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu molekul-molekul nutrien ini memasuki darah keadaan absorptif, insulin meningkatkan penyerapan zat-zat tersebut oleh sel dan mengkonversi, masing-masing menjadi glikogen, trigliserida dan protein. Insulin menjalankan efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik dari darah kedalam sel atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlihat dalam jalur metabolik tertentu.
Efek pada karbohidrat
  1. Insulin mempermudah masuknya glukosa kedalam sebagian besar sel. Beberapa jaringan yang tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa yaitu, otak, otot yang aktif dan hati.
  2. Insulin merangsang glikogenesis ( pembentukan glikogen dari glukosa ) baik di otot maupun di hati.
  3. Insulin menghambat glikogenolisis( penguraian glikogen menjadi glukosa ). Dengan menghambat penguraian glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohirat dan menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.
  4. Insulin selanjutnya menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis ( perubahan asam amino oleh glukosa di hati) . Insulin melakukan hal ini melalui dua cara dengan? menurunkan jumlah asam amino di dalam darah yang tersedia bagi hati untuk glukogeneogenesis dan dengan menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.




Efek pada lemak
  1. Insulin meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa, seperti yang dilakukannya kepada kebanyakan sel tubuh. Glukosa berfungsi sebagai prekursor untuk membentuk asam lemak dan gliserol yaitu bahan mentah untuk membentuk trigliserida
  2. Insulin mengaktifkan enzim-enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam lemak dari turunan glukosa.
  3. Insulin meningkatkan masuknya asam-asam lemak dari darah kedalam sel jaringan adiposa.
  4. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak) sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah.

Efek pada protein
  1. Insulin mendorong transportasi aktif asam-asam amino dari darah kedalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurunkan asam amino dalam darah dan menghasilkan bahan pembangun untuk sintesis protein didalam sel.
  2. Insulin meningkatkan pencepatan penggabungan asam amino kedalam protein dengan merangsang perangkat pembuat protein didalam sel.
  3. Insulin menghambat penguraian protein.

Pada DM tipe I, terjadi defisiensi insulin secara absolut yang artinya sel-sel beta pada pankreas memang tidak memproduksi insulin. Insulin di bentuk di pankreas oleh sel ? langerhans. Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin pankreas mengeluarkan larutan basa encer dan enzim-enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen pencernaan. Diantar sel-sel eksokrin pankreas tersebar kelmpok-kelompok pulau-pulau. Sel endokrin yang juga dikenal sebagai pulau-pulau langherhans. Jenis sel endrokin pankreas yang paling banyak dijumpai adalah sel ? (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin. Sel ?(alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel d (delta) adalah tempat sintesis somatostatin sedangkan sel endokrin Menghasilkan Sel pp yang mengeluarkan polipeptida pankreas.? Hormon pakreas yang paling penting untuk mengatur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan glukagon.
Normalnya insulin, hormon yang terdiri rangkaian asam amino yang diproduksi oleh sel-sel beta di pankreas akan disentesis di pankreas, lalu disekresi dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk regulasi glukosa darah jika sel-sel beta dirangsang. Hal-hal yang dapat merangsang sel beta mensintesis Insulin adalah peningkatan kadar glukosa akibat metabolisme. Ketika sel beta dirangsang oleh hal tersebut, maka sel beta mulai mensisntesi inulin. Insulin disentesis dalam bentuk preproinsulin ( hormon prekursor insulin) di Retikulum Endoplasma sel beta, kemudian dengan? bantuan enzim peptidase insulin dipecah menjadi proinsulin yang dihimpun dalam gelembung-gelembung di sel beta. Oleh enzim yang sama, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptide-C hingga siap untuk disekresi.
Insulin disekresikan melalui dua fase, hingga disebut biphasic. Fase pertama disebut dengan Acute Insulin Secretion Response ( AIRS) yang terjadi sangat cepat setelah sel-sel baeta dirangsang akibat penaikan glukosa. Fase kedua disebut fase laten yang lebih lama prosesya, terjadi setelah fase pertama terjadi. Kedua Fase ini yang meregulasi glukosa darah sesuai kebutuhan tubuh, agar tidak hiperglikemia ataupun hipoglikemia.

B. Diabetes Melitus Tipe II
·         Karakteristik DM tipe 2:
1. Mengalami hambatan pembentukan insulin dan
2. Tidak membutuhkan terapi insulin untuk mengatasinya
3. Tidak mengalami destruksi autoimun sel beta atau penyebab lainnya
?
·         Etiologi DM tipe 2
Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab DM tipe 2. Secara normal, ketika kadar glukosa meningkat, pancreas menghasilkan insulin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Pada DM tipe 2, anak kemungkinan mengalami resistensi terhadap insulin. Pada resistensi insulin pancreas tetap memproduksi insulin tetapi tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara tepat. Pankreas tetap menghasilkan insulin untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Setelah beberapa tahun pancreas anak dapat berhenti bekerja dan berhenti memproduksi insulin. Ketika ini terjadi gula akan meningkat dalam darah.
?
·         Keadaan anak yang berisiko mengalami DM tipe 2:
1. Memiliki tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi
2. Riwayat keluaraga dengan DM
3. Memiliki BB berlebih (obesitas)
4. Ras Amerika, Afrika-Amerika, Latin, Asia Amerika

·         Tanda dan gejala DM tipe 2:
  1. Kadar glukosa dalam darah yang tinggi untuk waktu yang lama sebelum gejala muncul
  2. Penglihatan Kabur
  3. Poliuri, polidipsi, polifagi
  4. Sering merasa lapar
  5. kehillangan BB tanpa usaha
  6. Sering merasa haus

Pemeriksaan DM :
DM tipe 2 dapat didiagnosa dengan tes gula darah, tes dilakukan sebanyak 2 kali untuk memastikan seorang anak menderita DM

Gula darah sewaktu
Dikategorikan mengalami DM jika kadar glukosa lebih atau sama dengan 200mg/dl
Gula darah puasa
Setelah anak puasa selama 8 jam dan diperiksa kadar gula darahnya menunjukkan lebih atau sama dengan 126 mg/dl
Oral glucose tolerance test (OGTT):
Setelah puasa dilakukan pengambilan darah anak kemudian anak diberikan cairan glukosa, 2 jam kemudian darah anak diambil kembali dan jika hasil pemeriksaan kadar gula darah anak menunjukkan 200 mg/dl atau lebih menunjukkan anak mengalami diabetes

Awitan terjadinya DM tipe 2 biasanya lambat dan tidak terlihat, sering terjadi pada anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
  1. Pasien dengan DM tipe 2 memiliki tanda-tanda resisten insulin seperti hipertensi atau acanthosis nigricans
  2. Keluarga dengan riwayat DM tipe 2 memiliki resiko gaya hidup yang bisa menyebabkan obesitas
  3. Anak dengan DM tipe 2 biasanya memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
  4. Tanda-tanda autoimun biasanya negatif
NCP

Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik
Riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes
Riwayat kesehtan , terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan. Frekuensi minum dan berkemih, peningktan nafsu makan, penurunan tingkat kesadaran, perubahan perilaku, dan manifastasi lain dri diabetes melitus tergantung sebagai berikut :
Polifagi, poliuria, polidipsia
Penurunan berat badan
Anak mulai ngompol
Peka rangsang
Memendeknya rentang perhatian
Toleransi frustasi memendek
Tampak sangat lelah
Kulit kering
Pandangan kabur
Luka yang sulit sembuh
Kulit kemerahan
Sakit kepala
Sering infeksi
Hiperglikemia :
Peningkatan kadar glukosa darah
glukouria
Ketosis diabetikum :
Keton dan glukosa dalam urin
Dehidrasi tidak terdeteksi
Ketoasidosis diabetikum :
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elktrolit
asidosis
Lakukan atau bantu prosedur diagnostik dan pengujian misal, gula darah puasa, kadar insulin serum, urin untuk keton, glucosa darah.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan defisensi insulin
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia
 Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, dan diuresis? osmotik diasosiasikan dengan ketoasidosis.
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasional (anak dengan penyakit kronis, diabetes mellitus).
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kondisi kesehatan baru (diabetes mellitus).
 Resiko cedera berhubungan dengan terganggunya perfusi serebral (edema) diasosiasikan? dengan ketoasidosis.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes mellitus), ketidakmampuan, dan hospitalisasi berulang.

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasional (anak dengan penyakit kronis, diabetes mellitus)
Keluarga akan menunjukkan adaptasi terhadap peran seperti biasa dan berfungsi untuk mengakomodasi kebutuhan khusus anak.
1. Menyediakan kesempatan kepada keluarga untuk mengerti dan menyesuaikan diri dengan diagnosa.
2Mendukung keluarga dalam mengekspresikan perasaan mereka terhadap diagnosa dan dampak yang mungkin terjadi .
3. Mengidentifikasi support system.
4. Dukung keluarga untuk mengerti tujuan terapi, rasional, dan implikasinya.
5. Kaji lebih lanjut reaksi keluarga terhadap anak, dan bagaimana keluarga mengikutsertakan anak dalam kegiatan keluarga.

6. Berikan kesempatan kepada orang tua untuk meluangkan waktu khusus dengan sibling di rumah.
1. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mendengar dan memahami diagnosa.
2. Memfasilitasi keluarga dalam menyesuaikan diri.




3. Untuk menyediakan sumber koping.
4. Untuk menyediakan alasan mendasar dalam pengambilan keputusan.
5. Untuk membantu keluarga dalam meningkatkan kemampuan koping dan mengikutsertakan anak ke dalam struktur keluarga .
6. Supaya sibling tidak merasa ditelantarkan atau ditinggalkan.
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, dan diuresis? osmotik diasosiasikan dengan ketoasidosis
Menunjukkan hidrasi yang adekuat
1. pantau output urin tiap 8 jam.
2. pertahankan intake dan output dengan baik dan benar.
3. Timbang tiap hari
4. Kaji adanya mual dan muntah.
5. Berikan cairan dengan tempat yang berwarna-warni dan menarik serta permainan untuk mendukung intake cairan
Monitoring yang teratur mengenai tanda dan gejala? dehidrasi? menghasilkan Deteksi awal yang dapat mempermudah manajemen penanganan kasus.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kondisi kesehatan baru (diabetes mellitus).
Keluarga dan anak dapat membayangkan rencana asuhan diabetes
1. Ketahui pengetahuan umum keluarga tentang diabetes
2. Atur suasana kondusif untuk belajar (menyesuaikan metode belajar dengan usia anak/keluarga, gunakan media belajar yang menarik)
3. Diskusikan mengenai patologi diabetes, fungsi dan cara kerja insulin serta hubungannya dengan makan dan olahraga.
4. Bantu keluarga untuk mengerti tentang diet diabetes, dan rencanakan pergantian makanan sesuai budaya keluarga.
5.Ajarkan keluarga mengenai pentingnya memonitor kadar gula darah dengan teratur.
1. Untuk mengkaji pengetahuan dasar


Untuk memaksimalkan proses belajar.


3.Untuk memastikan pemahaman yang adekuat dan mendukung pelaksanaannya.

4.Untuk mendukung kesuksesan adapatasi atas latihan diet.



5. Untuk mempertahankan kadar gula darah dan mencegah ketoasidosis.
Diagnosa keperawatan
tujuan
Prinsip Tindakan
rasional

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan defisensi insulin
Data yang perlu dikaji :
Semua manifestasi klinis diabetes
Anak akan menunjukkan kadar glukosa darah yang normal
NOC:
Pengawasan gula darah
Dapatkan kadar glukosa darah
Berikan insulin sesuai ketetuan
Pahami kerja insulin : perbedaan dalam kompisisi, waktu awitan, dan durasi kerja untuk berbagai preparat insulin
Lakukan teknik asptik ketika menyiapkan dan memberikan insulin
Injeksi subkutan ; dengan kedalaman yang sesuai dengan ketebalan jaringan subkutan.
Rotasi area injeksi
NIC :
Pend kes
Manajemen hiperglikemia
Manajemen hipoglikemia
Menentukan dosis insulin yang paling tepat
Mempertahankan kadar glukosa darah normal
Menjamin pemberian insulin yang akurat



Mencegah infeksi






Meningkatkan absorpsi kadar glukosa

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia
Data yang perlu di kaji :
- perasaaan bergetar
- lapar
- Sakit kepala
- pusing
- sulit konsentrasi, berbicara dan fokus
- tremor
- takikardi
- kemungkinan terjadi konvulsi, syok, dan koma
Anak tidak menunjukkan tanda-tanda hipoglikemi

NOC :
Pengawasan gula darah
Kenali tanda-tanda hipoglikemia dini:
bersikap waspada pada saat kadar glukosa darah terendah (sebelum makan dan kudapan; pukul 2-4 pagi, setelah melakukan aktvitas fisik tanpa tambahan makan, atau keterlambatan, lupa, atau tidak meghabiskan makanan atau kudapan)
uji glukosa darah
Berikan 10-15 g karbohidrat yang siap diabsorpsi seperti jus jeruk, perme keras, atau susu
Lanjutkan dengan karbohidratdan protein kompleks, seperti roti atau krekers yang dilapisi selai kacang. atau keju
Berikan glukagon pada anak yang tidak sadar
Posisikan anak

NIC :
Pend. Kes
Manajemen hipoglikemi
Mencegah hipoglikemia











Meningkatkan kadar glukosa darah dan menghilangkan gejal hipoglikemia

Mempertahankan kadar glukosa



Mempertahankan kadar glukosa
Meminimalisasi aspirasi, selama muntah dialami