Jumat, 16 April 2010

Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional itu maka diperlukan penyelengaraan pendidikan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna. Selain itu, diperlukan pula penegakkan prinsip-prinsip dalam penyelengaraan pendidikan, di antaranya : pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dan pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Salah satu persyaratan agar proses penyelengaraan pendidikan dapat berlangsung secara efektif diperlukan kedisiplinan peserta didik baik dalam kehadiran maupun dalam keikut-sertaanya di proses pendidikan.

Berkenaan dengan kedisiplinan peserta didik diperlukan pembudayaan hidup disiplin pada diri peserta didik selain juga pemberian tauladan dari para pelaku pendidikan. Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah upaya yang tidak kenal henti untuk selalu mengamati tingkah laku peserta didik.

Karena peserta didik adalah manusia yang memiliki beberapa kemampuan, kebiasaan, keinginan serta kecendrungan jiwa yang komplek pada dirinya maka sangat mudah dipahami jika di antara peserta didik itu melakukan tingkah laku yang menyimpang dari tingkah laku kedisiplinan yang dituntut. Jika peserta didik melakukan atau telah melakukan perilaku yang menyimpang dari standar disiplin yang dituntut, maka sudah seharusnya para pelaku pendidikan mengupayakan agar penyimpangan itu tidak berkelanjutan.

Dalam upaya pengubahan tingkah laku agar peserta didik tidak berkelanjutan melakukan tingkah laku yang menyimpang dikenal 2 (dua) model upaya pengubahan tingkah laku. Model pertama berbentuk pemberian hukuman (guilt), sedangkan model ke dua berbentuk mempermalukan/menumbuhkan perasaan malu (shameful).

Hasil penelitian yang telah dilakukan beberapa pihak menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan di sekolah-sekolah menengah atas hanya menerapkan metode pemberian hukuman dalam memodifikasi perilaku peserta didik.

Seperti hasil penelitian di atas, SMA Negeri 72 Jakarta menerapkan hukuman pemberian point terhadap penyimpangan perilaku yang telah dilakukan siswa-siswinya.


  1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini pada dasarnya mengkaji sebuah pertanyaan :"Bagaimana pengaruh hukuman pemberian point terhadap tingkat keterlambatan masuk sekolah siswa SMA Negeri 72 Jakarta."

  1. Tujuan Penelitian.

    Penelitian ini bertujuan, antara lain :

  2. Mengetahui sebab-sebab keterlambatan masuk sekolah siswa-siswa SMA Negeri 72 Jakarta.
  3. Mengetahui tingkat keterlambatan masuk sekolah siswa-siswa SMA Negeri 72 Jakarta.
  4. Mengetahui efektivitas hukuman pemberian point terhadap tingkat keterlambatan masuk sekolah siswa-siwa SMA Negeri 72 Jakarta.
  1. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat-manfat, di antaranya diperolehnya suatu evaluasi yang akurat terhadap pengaruh hukuman pemberian point dengan tingkat keterlambatan masuk sekolah siswa-siswa SMA Negeri 72 Jakarta.

Hasil evaluasi itu diharapkan menjadi salah satu bahan masukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dalam menegakkan kedisiplinan siswa-siswi SMA Negeri 72 Jakarta.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Teori Pendidikan.

Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa Yunani yang bermula dari kata paedagogi. Paedagogi terdiri dari kata pae, yang berarti anak dan ago, yang berarti aku membimbing. Jadi paedagogi berarti aku membimbing anak. Seseorang yang bertugas membimbing anak dalam bahasa Yunani disebut paedagogos (paedagog).

Bermula dari ungkapan paedagogi di atas, pengertian pendidikan memiliki rumusan dan definisi yang beragam. Rumusan dan definisi tentang pendidikan, di antaranya dikemukakan oleh DR. MJ Langevels, Prof. Brojonegoro dan Mochtar Buchori.

  1. Pendapat DR. MJ. Langeveld.

Pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang sedang tumbuh untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehingga tidak perlu bimbingan lagi. Langeveld berpendapat bahwa setelah anak itu dewasa dan cukup cakap mengatasi masalah-masalah hidupnya, anak tidak perlu dibimbing atau ditolong lagi. Jadi tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah untuk mengantarkan anak menjadi dewasa dan mampu memecahkan kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Pendapat Prof. Brojonegoro.

Pendidkan adalah pemberian bantuan kepada manusia yang belum dewasa oleh orang yang telah dewasa dalam pertumbuhannya sampai terciptanya kedewasaan dalam arti dewasa jasmani dan rohani.

  1. Pendapat Mochtar Buchori.

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai semua perjumpaan antara dua manusia atau lebih yang bertujuan untuk mengembangkan atau berdampak berkembangnya pendangan hidup, sikap dan keterampilan hidup pada salah satu atau ke dua belah pihak.

Dalam pengertian seperti ini, Mochtar Buchori menyamakan definisi pendidikan dan pengajaran. Namun jika hendak dibedakan, pendidikan dan pengajaran berbeda dalam hal tujuan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk sikap moral sedangkan pengajaran lebih menekankan pada pemnbentukan sikap keterampilan, baik keterampilan intelektual maupun keterampilan fisik. Pendidikan mengacu kepada pembentukan moral yang berkaitan dengan perbuatan baik-tidak baik, perbuatan susila-tidak susila, perbuatan social anti sosial dan pembentukan rasa setia kawan serta pembentukan budi pekerti. Sedangkan pengajaran mengacu kepada pembentukan keterampilan sehingga seseorang yang telah mendapat pengajaran itu mampu cepat bertindak dan cepat menyelesaikan masalah berkat keterampilannya itu.


Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta rasa maupun karsanya agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dalam ungkapan lain, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


  1. Teori Perubahan Perilaku dalam Konteks Teori Pendidikan.

Semua benda yang ada di dunia mengalami perubahan, meskipun dalam bentuk dan kadar yang berbeda satu sama lainnya. Benda mati seperti batu, besi dan benda-benda sejenisnya juga mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Perubahan yang terjadi pada benda mati berbeda dengan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup.

Perubahan yang terjadi pada manusia kondisinya sangat kompleks. Ini disebabkan karena manusia memiliki akal dan kemauan. Sehingga meskipun manusia merupakan bagian dari alam seperti halnya makhluk lain, tetapi manusia tidak begitu saja mengikuti aturan-aturan alam secara pasif namun juga berupaya mengubah kondisi alamiah menjadi kondisi yang dikehendakinya.

Sifat-sifat dan ciri-ciri perubahan yang terjadi pada manusia dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai aspek sesuai dengan konteks bidang pengamat dan pengamatannya. Dari sudut psikologi, perubahan yang diamati pada diri manusia adalah perubahan perilaku (tingkah laku) yang dapat diamati (kasat mata).

Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri manusia banyak sekali macamnya. Namun secara umum dapat dikatakan perubahan itu hanya kepada dua kecenderungan besar, yaitu perubahan ke arah yang positif dan perubahan ke arah yang negatif.

Karena adanya dua kutub perubahan manusia secara umum, maka atas keinginan dan usaha manusia yang bijak, diusahakanlah agar perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia itu lebih dicondongkan ke arah yang positif. Itulah konsep perubahan tingkah laku. Konsep ini lebih tampak dalam dunia pendidikan. Konsep perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dalam dunia pendidikan disebut belajar.

Di dalam dunia pendidikan, dikenal dua model upaya pengubahan tingkah laku. Model pertama berbentuk pemberian hukuman (guilt), sedangkan model ke dua berbentuk mempermalukan/menumbuhkan perasaan malu (shameful).

Dalam model pemberian hukuman seseorang yang melakukan perilaku menyimpang diberi hukuman sehingga timbul rasa bersalah, yang kemudian diharapkan timbul rasa malu sehingga mencegah orang tersebut mengulangi perilaku yang menyimpang.

Dalam model mempermalukan, seseorang yang melakukan perilaku menyimpang dikondisikan merasa malu melakukan perilaku menyimpang itu, yang kemudian diharapkan rasa malu itu mencegah orang tersebut mengulangi perilaku yang menyimpang.

Setiap masyarakat mengembangkan mekanisme sendiri-sendiri dalam upaya mengontrol dan mengendalikan perilaku anggota-anggotanya yang melakukan atau yang dianggap melakukan perilaku yang menyimpang. Jika penyimpangan perilaku tidak dapat diterima dan mengakibatkan kerugian atau mengganggu aktifitas orang lain, maka muncullah konsep penghukuman (punishment).

Pada awalnya, penghukuman dilakukan dengan paradigma retributive (pembayaran) dan merupakan reaksi langsung atas penyimpangan perilaku yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang. Paradigma retributive ini terlihat dalam semangat mengganjar secara setimpal berkaitan perbuatan dan atau efek dari perbuatan yang dilakukan.

Paradigma penghukuman kemudian muncul dengan semangat agar orang tidak melakukan perbuatan yang diancamkan. Dengan perkataan lain, penghukuman dilakukan dengan semangat menangkal (deterrence).

Perkembangan pemahaman mengenai kegunaan penghukuman sebagai instrument dalam rangka pengubahan tiungkah laku terlihat melalui munculnya paradigma rehabilitative. Paradigma tersebut melihat bahwa seseorang atau sekelompok orang yang melakukan penyimpangan tingkah laku pada dasarnya adalah orang atau sekelompok orang yang sakit, rusak, kekurangan, bermasalah atau memiliki ketidakmampuan sehingga melakukan penyimpangan perilaku tersebut. Oleh karena itu, melalui penghukuman, orang atau sekelompok orang tersebut pada dasarnya hendak diperbaiki atau disembuhkan dari kekurangannya. Seiring dengan perubahan paradigma tersebut, bentuk-bentuk penghukuman pun berkembang, bervariasi dan konon semakin manusiawi.

Upacara Tekahir Kelas 3 SMA Negeri 3 Makassar

Acara yang diadakan oleh kelas 3 (kakak kelasku) angkatan 2010 ini diadakan pada hari Rabu tepatnya tanggal 17 Maret 2010, di Lapangan SMA Negeri 3 Makassar. Ini merupakan acara yang mungkin akan dikenang oleh semua siswa SMA 3 Makassar khususnya kelas 3. Acara ini dimulai dengan pengibaran bendera merah putih yang dirangkaikan dengan persembahan terakhir anggota PASKIB 03 (kelas 3), setelah pengibaran bendera, acara selanjutnya adalah pelepasan balon kenangan ke udara (gokil-gokilnya balonnya, terus ada juga balon tidak mau terbang-terbang ke atas, mungkin karena tidak mau berpisah dari SMA 3 ckck) oleh setiap masing-masing kelas, mulai dari kelas 3 IPA 1 sampai 3 IPS 3. Selain acara tersebut ada juga pertunjukan yang ditampilkan seperti :

  1. Tari toraja

    Tari toraja ini merupakan persembahan dari Ekskul Seni, yang ditampilkan oleh Cimbo, Kartika Oktasari, Risma, Atika Pratiwi, Erika Mutmainnah, dan Sri Wahyuni. Meskipun cuaca panas mereka tetap semangat menari. Ada yang lucu dari tari ini karena dandanan make up yang tebal muka mereka semuanya hampir sama (ckck PISS)

  2. Band-band SMAGA

    Ada banyak band yang ditampilkan, mulai dari aliran rock sampai pop. Penampilan yang paling saya sukai adalah penampilan dari Kak Botai karena suaranya yang serak-serak gitu plus aksi gitarisnya. Satu lagi yang menarik perhatianku (ehm..) yaitu duet Erika (vokalis) dan Kak Wira (pianis) yang membawakan lagu dari Vierra

  3. Atraksi Bola

    Atraksi ini yang paling unik soalnya pake soundtrack ( Wavin Flag ) sesuai banget sama pertunjukannya. Yang memainkan pertunjukan ini ada 2 orang, mereka ntu raga-raga bola (pake ka raga-raga karena tidak ku tauki apa namanya)

  4. Pemilihan Siswa TER

    Pemilihan siswa TER ini ada mulai dari, tercakep, tercantik, tergokil, teeksis, tersibuk, terbaik, dan ter-ter lainnya. yang saya ingat itu yang menjadi siswa tereksis adalah Kak Armand, Tergokil : kak emmank dll.

Kamis, 15 April 2010

Resensi Buku : The Magician Of Caprona



  1. Identitas Buku
    Judul buku       : The Magician Of Caprona
    Pengarang        : Diana Wynne Jones
    Penerbit         : PT. Gramedia Pustaka Utama
    Tahun terbit     : Jakarta, Agustus 2009
    Ukuran buku      : 20 cm
    Harga buku       : Rp. 32.500
     
    Sinopsis


    SELAMAT DATANG DI
    DUNIA-DUNIA CHRESTOMANCI
    TEMPAT SEGALA SESUATU TERJADI

    Di italia, tepatnya di daerah kekuasaan Duke Caprona, music mampu mewujudkan sihir dan mantra bisa selicin spaghetti, casa motana dan casa petrocchi menguasai semua sihir di sana, diawasi oleh patung penjaganya, Malaikat Caprona. Namun, sudah bertahun-tahun kedua keluarga itu selalu bertikai, sehingga ketika semua mantra tidak berjalan dengan semestinya, tak heran mereka kemudian saling tuding. Seketika ada berita dari Benvenuto menimbulkan kehebohan di casa Montana. Smua orang berlari ke scriptorium dan mulai mengepak semua mantra biasa, tinta dan pena. Mereka mengambil tinta khusus untuk digunakan dalam mantra perang. Sementara Rinaldo pergi ke perpustakaan dan mengambil buku-buku merah besar, dengan kata PERANG tertulis pada punggung bukunya, sementara Elizabet segera menuju ruang music bersama semua anak-anak untuk menyimpan music biasa dan menyiapkan melodi serta alat-alat music untuk perang.
     
        Elizabet adalah musisi terbaik di Caprona. Dia banyak disukai banyak pria di Caprona, dan akhirnya Elizabet di lamar oleh Antonio yang berdarah Montana. Tonino merasa bangga terlahir dari keluarga penghasil mantra terhebat di eropa.
     
        Beberapa bulan kemudian situasi semakin parah ketika Tonino Montana dan Angelica Petrocchi tiba-tiba lenyap. Seketika mereka datang dengan tiba-tiba untuk melawan keberadaan iblis putih yang mengancam malaikat Caprona, dan akhirnya mereka berhasil mengalahkan iblis putih dan pada saat itu juga keluarga casa Montana dan casa petrocchi terabaikan.
     

  2. Kelebihan
    1. Memberikan inspirasi kepada pembaca untuk tidak berputus asa dalam mencoba suatu hal yang baru.
    2. Memberikan nasehat kepada pembaca tentang arti kesetiaan

    3. Memberikan inspirasi kepada pembaca tentang tanggung jawab dalam melakukan sesuatu.


  3. Kelemahannya
    1. Ada beberapa kata yang tidak baku

    2. Ada sedikit pengaruh negative dalam cerita itu
       

  4. Kesimpulan dan saran
    Kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan harus selalu akur terhadap semua orang, jangan saling bermusuhan dan selalu saling memaafkan.

Makalah Infertilitas


INFERTILITAS

 
PENDAHULUAN
Apabila banyaknya pasangan infertile di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak mempunyai anak yang masih hidup, maka menurut Sensus Penduduk terdapat 12% baik di desa maupun di kota, atau kira-kira 3 juta pasangan infertile di seluruh Indonesia.
    Ilmu kedokteran masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan infertile memperoleh anak yang diinginkannya. Itu berarti separuhnya lagi terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak (adopsi), poligini, atau bercerai. Berkat kemajuan teknologi kedokteran, beberapa pasangan telah dimungkinkan memperoleh anak dengan jalan inseminasi buatan donor, "bayi tabung",atau membesarkan janin di rahim wanita lain.
    Di Indonesia masih langkah sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas. Kalaupun ada, masih terlampau sering dokter dan perawatnya belum menghayati duka-nestapa pasangan yang ingin anak itu. Madis terlampau banyak pasangan yang terpaksa menahan perasaannya karena tidak merasa disapa, bahkan dilarang banyak bicara oleh dokternya. Mereka berobat dari sutu dokter ke dokter lain karena kurang bimbingan dan penyuluhan tentang cara-cara pengelolaan pasangan infertile.
    Sesungguhnya keluarga berencana demi kesehatan tidak pernah lengkap tanpa penanggulangan masalah infettilitas. Di tinjau dari sudut kesehatan, keluarga berencana harus meliputi pencegahan dan pengobatan infertilitas, apalagi kalau kejadiannya sebelum pasangan memperoleh anak-anak yang diinginkannya. Lagipula penanggulangan infertilitas berdampingan dengan pelayanan keluarga berencana itu membuat yang terakhir lebih mudah dapat diterima, karena program seperti itu jelas memperhitungkan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.

 
DEFENISI
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkananak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya. Jadi, fertilitas adalah fungsi suatu pasangan yang sanggup menjadikan kehamilan dan kelahiran anak hidup. Sebelum dan sesudahnya tidak seorangpun tahu, apakah pasangan itu fertil atau tidak. Riwayat fertilitas sebelumnya sama sekali tidak menjamin fertilitas di kemudian hari, baik pada pasangan itu sendiri, maupun berlainan pasangan.
    Disebut fertilitas primer kalau istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Disebut dengan fertilitas sekunder kalau istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
    Penyelidikan lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan menunjukkan bahwa 32,7% hamil dalam satu bulan pertama, 57,0% dalam 3 bulan, 72,1% dalam 6 bulan, 85,4% dalam 12 bulan, dan 93,5% dalam waktu 24 bulan. Waktu median yang diperlukan untuk menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya. Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggapa ada masalah infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.

 

 
PASANGAN INFERTIL SEBAGAI SALAH SATU KESATUAN
Sejak beberapa puluh tahun yang lalu telah banyak penyelidikan yang menghubungkan fertilitas suami dengan analisis mani, terutama konsentrasi spermatozoanya (lihat Tabel 1). MacLeod & Gold pada tahun 1951 telah melaporkan hasil penyelidikan mereka terhadap 1.000 suami yang istrinya sedang memeriksa kehamilannya pada klinik antenatal. Pada waktu itu hanya terdapat 5% dengan konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta/ml, sedangkan 44% lebih dari 100 juta/ml. dua puluh empat tahun kemudian, Rehan et al. melaporkan hasil penyelidikan mereka terhadap 1.300 suami yang akan divasektomi. Ternyata 7% kontrentasi spermatozoanya kurang dari 20 juta/ml, akan tetapi hanya 24% yang lebih dari 100juta/ml. nelson & Bunge pada tahun 1974 menyelidiki pula 386 suami yang akan divasektomi. Ternyata 7% konsentrasi spermatozoanya kurang dari 20 juta/ml, akan tetapi hanya 7% yang lebih dari 100 juta/ml. smith & Steinberger pada tahun 1976 melakukan juga penyelidikan pada 2543 suami yang akan divasektomi, dengan hasil yang menyokong penyelidikan Nelson & Bunge untuk suami dengan konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta/ml, walaupun 23% dengan konsentrasi spermatozoa lebih dari 100 juta/ml.

 
PEMERIKSAAN PASANGAN INFERTIL
Syarat-syarat pemeriksaan
Setiap pasangan infertile harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti kalau istri saja sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

 

 

 
Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertile adalah sebagai berikut :

  1. Istri yang berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat anakn selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabilan :

    1. Pernah mengalami keguguran berulang

    2. Diketahui mengidap kelainan endokrin

    3. Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut ; dan

    4. Pernah mengalami bedah ginekologik.

  2. Istri yang berumur antara 31-35 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.

  3. Istri pasangan infertile yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.

  4. Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya.

 
Rencana dan jadual pemeriksaan
Rencana dan jadual pemeriksaan infertilitas terhadap suami dan istri selama 3 siklus hadi istri dapat dilukisakan seperti dalam table 2.

 
Pemeriksaan masalah-masalah infertilitas
Masalah-masalah infertilitas yang akan di bahas meliputi :

  1. Masalah air mani

  2. Masalah vagina

  3. Masalah serviks

  4. Masalah uterus

  5. Masalah tuba

  6. Masalah ovarium

  7. Masalah peritoneum

 
Masalah air mani
Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam botol gelas bersih bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstinensi 3-5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian di bawa ke laboratorium dalam 2 jam setelah diekluarkan. Air mani yang dimasukkan ke kondom dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan peneilaian motilitas spermatozoa.

 
Karakteristik air mani

  1. Koagulasi dan likuefaksi. Air mani yang diejakulasikan dalam bentuk cair akan segera menjadi "agar" atau koagulum, untuk kemudian melikuefaksi lagi dalam 5-20 menit menjadi cairan yang agak pekat guna memungkinkan spermatozoa bergerak dengan leluasa. Proses koagulasi dan likuefaksi ini diatur oleh enzim. Suati faktor likuiefaksi telah dapat dipisahkan dari air mani normal, yang ternyata meruapakan enzim proteolitik dengan berkat molekul 33.000. enzim itu terbukti dapat melikuefaksikan air mani yang tidak dapat berlikuefaksi.

  2. Viskositas. Setelah berlikuefaksi, ejakulat akan menjadi cairan homogeny yang agak pekat, yang dapat membenang kalau dicolek dengan sebatang lidi. Daya membenangnya dapat mencapai 3-10 cm. makin panjang membenangnya, makin tinggi viskositasnya. Pengukuran viskositas seperti itu sangat subyektif.
    Pengukuran viskositas yang lebih tepat ialah dengan pipet Eliasson, volumnya 0,1 ml yang berkalibrasi 0,05 ml dan 0,1 ml. air mani diisap sampai tanda 0,1 ml, kemudian tekanan isapnya dilepas sampai menjatuhkan setetes air mani dicatat dengan syopwatch. Viskositas normal memerlukan waktu 1-2 detik. Viskositas tinggi lebih dari 5 detik.
    Pada umumnya viskositas tinggi tidak menimbulkan masalah infertilitas, kecuali kalau pada pemeriksaan tampak spermatozoa seperti bergerak dalam lumpur, atau bergerak di tempat. Menurut Tjioe & Oenteng tidak terdapat korelasi langsung antara viskositas tinggi air mani dan gerakan buruk spermatozoa pada kadar spermatozoa lebih dari 60 juta/ml. Akan tetapi, pada kadar spermatozoa kurang dari 60 juta/ml viskositas tinggi air mani itu sangat menghambat gerakan spermatozoa.

     

  3. Rupa dan bau. Air mani yang baru diejakulaskan rupanya putih-kelabu, seperti agar-agar. Setelah berlikuefaksi menjadi cairan, kelihatannya jernih atau keruh, tergantung dari konsentrasi spermatozoa yang dikandungnya. Baunya sperti bau bunga akasia.

  4. Volum. Setelah abstinensi selama 3 hari, volum air mani berkisar anatara 2,0-5,0 ml. volum kurang dari 1 ml atau lebih dari 5 ml biasanya disertai kadar spermatozoa rendah. Pada volum kurang dari 1,5 ml sesungguhnya baik untuk dilakukan inseminasi buatan suami (IBS) karena volum yang kurang itu tidak akan cukup menggenangi lendir yang menjulur dari serviks, sehingga dapat merupakan masalah infertilitas.

 
Pada ejakulasi-terbagi (split ejaculate), 90% dari ejakulat pertama akan mengandung konsentrasi, viskositas. Gerakan dan kadang-kadang morfologi spermatozoa yang lebih baik daripada ejakulat kedua. Sisanya kadang-kadang sama saja, atau malahan sebaliknya.

  1. pH. Air mani yang baru diejakulasikan pH-nya berkisar antara 7,3-7,7 yang bila dibiarkan lebih lama, akan meningkat karena penguapan CO2 –nya. Apabila kelenjar atau saluran genital; sedangkan pH yang kurang dari 7,2 mungkin disebabkan oleh peradangan mendadak kelenjar atau saluran genital; sedangkan pH yang kurang dari 7,2 mungkin disebabkan ole peradangan menahun kelenjar tersebut. Secret kelenjar prostat pH-nya lebih rendah dari 7.

  2. Fruktosa. Fruktosa air mani adalah hasil vesikula seminalis, yang menunjukkan adanya rangsangan androgen. Fruktosa terdapat pada semua air mani, kecuali pada :

  • Azoospermia karena tidak terbentuknya kedua vas deferens. Air maninya tidak berkoagulasi, segera setelah ejakulasi karena vesikula seminalisnya pun tidak terbentuk.

  • Kedua duktus ejakulatoriusnya tertutup

  • Keadaan luar biasa dari ejakulasi retrogad, dimana sebagian kecil ejakulat yang tidak mengandung spermatozoa sempat keluar.
Setiap ari mani yang azoospermia harus diuji secara rutin akan adanya fruktosa. Dengan jalan ini setiap kecurigaan tidak adanya vasa dapat lebih diyakinkan, tanpa harus melakukan eksplorasi skrotum. Ada tidaknya koagulasi segera setelah ejakulasi harus diperiksa dalam 5 menit setelah ejakulasi.

 
Masalah vagina
Kemampuan menyampaikan air mani ke dalam vagina sekitar serviks perlu untuk fertilitas. Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian ini adalah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan anatomic dapat karena bawaan atau perolehan. Vaginitas karena kandida albikans atau Trikomonas vaginalis hebat dapat merupakan masalah, bukan karena antispermisidalnya, melainkan antisanggamanya.
    Sombrero menemukan spermatozoa di dalam lendir serviks dalam 90 detik sejak diejakulasikan, dan Bedford yang menghancurkan semua spermatozoa dalam vagina kelinci 5 menit sejak diejakulasikan mencatat bahwa penghancuran itu sama sekali tidak menghalangi terjadinya kehamilan. Itulah sebabnya mengapa vaginitis tidak seberapa menjadi masalah infertilitas.

 
Masalah serviks
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi manusia bari diakui pada abad ke Sembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian Huhner memperkenalkan uji pascasanggama yang dilakukan pada siklus haid.
    Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkikannya tergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.
    Kanalis servikalis yang dilapisi lekukan-lekukan seperti kelenjar yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel-sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk kanalis servikalis seperti itu memungkinkan dirimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga terjaminnya penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka waktu lama.
    Migrasi spermatozoa ke dalam lendir serviks sudah dapat terjadi pada hari ke-8 atau ke-9, mencapai puncaknya pada saat-saat ovulasi, kemudian terhambat pada 1-2 hari setelah ovulasi. Spermatozoa sudah dapat sampai pada lendir serviks 1½ -3 menit setelah ejakulasi. Spermatozoa yang tertinggal dalam lingkungan vagina yang lebih dari 35 menit tidak lagi mampu bermigrasi kedalam lendir serviks. Spermatozoa motil dapat hidup dalam lendir seviks sampai 8 hari setelah sanggama.
    Infertilitas yang berhubungan dengan faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal, malposisi dari serviks, atau kombinasinya. Terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang dapat berperan dalam infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis menahun), sinekia (biasanya bersamaan dengan sinekia intrauterine) setelah konisasi, dan inseminasi yang tidak adekuat. Pernah dipikirkan bahwa vagnitis yang disebabkan oleh Trikomonas vaginalis dan kandida albikans dapat menghambat motilitas spermatozoa. Akan tetapi perubahan pH- akibat vaginitos ternyata tidak menghambat motilitasnya. Gnarpe & Friberg memperoleh lebih banyak T-Mikroplasma pada biakan lendir serviks istri infertile daripada yang fertil, walaupun laporan lainnya ternyata tidak demikian.

 
Uji pascasanggama
Walaupun uji Sims-Huhner atau uji pascasanggama telah lama dikenla di seluruh dunia, tetapi ternyata nilai kliniknya belum diterima secara seragam. Salah satu sebabnya ialah belum adanya standarisasi cara melakukannya. Kebanyakan peneliti sepakat untuk melakukannya pada tengah siklus haid, yang berarti 1-2 hari sebelum meningkatnya suhu basal badan yang diperkirakan. Akan tetapi belum ada kesepakatan kapan pemeriksaan itu dilakukan setelah sanggama. Menurut kepustakaan, ada yang melakukannya setelah 90 detik sampai setelah 8 hari. Sebagaimana telah diuraikan, spermatozoa sudah dapat sampai pada lendir serviks segera setelah sanggama, dan dapat hidup di dalamnya selama 8 hari. Menurut Denezis uji pascasanggama baru dapat dipercaya kalau dilakukan 8 jam setelah sanggama. Perloff melakukan penelitian pada golongan fertile dan infertile, dan berkesimpulan tidak ada perbedaan hasil antara kedua golongan itu kalau pemeriksaannya dilakukan lebih dari 2 jam setelah sanggama, walaupun penelitian secepat itu tidak akan sempat menilai ketahanan hidup spermatozoa dalam lendir serviks.

 
Masalah uterus
Spermatozoa dapat ditemukan dalam tuba Fallopii manusia secepat 5 menit setelah inseminasi. Dibandingkan dengan besar spermatozoa dan jarak yang harus ditempuhnya, kiranya tidak mungkin migrasi spermatozoa berlangsung hanya karena gerakannya sendiri. Tidak disangkal, kontraksi vagina dan uterus memegang peranan penting dalam transportasi spermatozoa ini. Pda binatang kontraksi alat-alat itu terjadi karena pengaruh oksitosin tidak berpengaruh terhadap uterus yang tidak hamil akan tetapi prostaglandin dalam air mani dapat membuat uterus berkontaksi secara ritmik, ternyata prostaglandinlah yang memegang peranan penting dalam transportasi spermatozoa ke dalam terus dan melewati penyempitan pada batas uterus dengan tuba itu. Ternyata uterus sangat senditif terhadap prostaglandin pada akhir fase proliferasi dan permulaan fase sekresi. Dengan demikian, kurangnya prostaglandin dalam air mani dapat merupakan masalah infertilitas.
    Masalah lain yang dapat mengganggu transportasi spermatozoa melalui uterus ialah distorsi kavum uteri karena sinekia, mioma, tau polip; peradangan endometrium, dan gangguan kontraksi uterus. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu dalam hal implantasi, pertumbuhan intrauterine, dan nutrisi serta oksigenasi janin.

 
Masalah tuba
Frekuensi factor tuba dalam infertilitas sangat bergantung pada populasi yang diselidki. Peranan factor tuba yang masuk akal ialah 25-50%. Dengan demikian dapat dikatakan factor tuba paling sering ditemukan dalam masalah infertilitas. Oleh karena itulah, penilaian patensi tuba dianggap sebagai salah satu pemeriksaan terpenting dalam penglolaan infertilitas.

 
Pertubasi
Pertubasi, atau uji Rubin, bertujuan memeriksa patensi tuba dengan jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter Foley yang dipasang pada kanalis servikalis. Apabila kanalis servikouteri dan salah satu atau kedua tubuhnya paten, maka gas akan mengalir bebas ke dalam kvum peritonei. Patensi tuba akan dinilai dari catatan tekanan aliran gas sewaktu dilakukan peniupan. Insuflator apa pun yang dipakai, kalau tekanan gasnya naik dan bertahan sampai 200 mmHg, tentu terdapat sumbatan tuba. Kalau naiknya hanya sampai 80-100 mmHg, salah satu atau kedua tubanya pastilah paten. Tanda lain yang menyokong parensi tuba ialah terdengarnya pada auskultasi suprasimfisis tiupan gas masuk ke dalam kavum peritonei seperti "bunyi jet" ; atau nyeri bahu segera setelah pasien dipersilahkan duduk sehabis pemeriksaan, akibat terjadinya pengumpulan gas di bawah diafragma.
    Kehamilan yang belum disingkirkan, peradangan alat kelamin, perdarahan uterus, dan kuretase yang baru dilakukan merupakan indikasi kontra pertubasi. Adanya kehamilan dapat mengakibatkan keguguran kandungan, sedangkan adanya peradangan apat meluas. Peradangan uterus dan kuretase yang baru dilakukan dapat mengakibatkan emboli udara atau sumbatan tuba karena tertiupnya udara ke dalam pembuluh darah, dan bekuan-bekuan darah ke dalam tuba.
    Saat yang terbaik untuk pertubasi ialah setelah haid bersih dan sebelum ovulasi, atau pada hari ke-10 siklus haid. Pertubasi tidak dilakukan setelah ovulasi karena dapat mengganggu kehamilan yang mungkin tlah terjadi. Lagi pula, endometrium pada masa luteal itu menebal, yang dapat mengurangi kelancaran aliran gas.
    Terdapat cara pemeriksaan lain yang lebih dapat dipercaya, seperti histerosalpingografi atau laparoskopi.

 
Masalah ovarium
Deteksi ovulasi merupakan bagian integral pemeriksaan infertilitas karena kehamilan tidak mungkin terjadi tanpa ovulasi. Ovulasi yang jarang terjadi pun dapat menyebabkan infertilitas.
    Deteksi tepat ovulasi kini tidak seberapa penting lagi setelah diketahui spermatozoa dapat hidup dalam lendir serviks sampai 8 hari. Deteksi tepat ovulasi baru diperlukan kalau akan dilakukan inseminasi buatan, menentukan saat sanggama yang jarang dilakukan, atau kalau siklus haidnya sangt panjang. Bagi pasangan-pasangan infertile yang bersanggama teratur, cukup dianjurkan sanggama 2 kali sehari pada minggu dimana ovulasi diharapkan akan terjadi. Dengan demikian, nasihat sanggama yang terlampau ketat tidak diperlukan lagi.
    Selain kehamilan atau ditemukannya ova pada pembilasan tuba, pemeriksaan ovulasi mana pun masih dapat mengalami kesalahan. Pengamatan korpus luteum secara langsung merupakan pemriksaan yang dapat dipercaya, akan tetapi pemeriksaanya dengan jalan laparoskopi itu tidak mungkin dilakukan secara rutin. Walaupun demikian, terdapat beberapa cara pemeriksaan dimana seorang klinikus dapat mendeteksi ovulasi atau mendiagnosis anovulasi dengan ketepatan yang layak.

 
    Siklus haid yang teratur an lama haid yang sama biasanya merupakan siklus hadi yang berovulasi. Menurut ogino, haid berikutnya akan terjadi 14+2 hari setelah ovulasi. Siklus hadi yang tidak teratur, dengan lama haid yang tidak sama, sangat mungkin disebbakan oleh anovulasi. Amenore hamper selalu disertai kegagalan ovulasi.
    Ovulasi kadang-kadang ditandai oleh nyeri perut bawah kiri datau kanan, pada kira-kira pertengahan siklus haid ini dianggap sebagai tanda ovulasi, yang telah dibuktikan kebenarannya oleh Wharton & Henriksen dengan jalan laporotomi.
    Saat-saat ovulasi kadang-kadang disertai keputihan, akibat pengeluaran lendir serviks berlebihan; dan kadang-kadang disertai pula oleh pendarahan sedikit. Ketegangan jiwa, atau nyeri payudara prahaid seringkali terjadi pada siklus haid yang berovulasi.

 
Masalah peritoneum
Laparoskopi diagnostic telah menjadi bagian integral terakhir pengelolaan infertilitas untuk memeriksa masalah peritoneum. Pada umumnya untuk mendiagnosis kelainan yang samar, khususnya pada istri pasangan infertile yang berumur 30 tahun lebih atau yang telah mengalami infertilisasi selama 3 tahun lebih. Esposito menganjurkan agar laparoskopi diagnostic dilakukan 6-8 bulan setelah pemeriksaan infertilitas dasar selesai dasar selesai dilakukan. Lebih terperinci lagi, menurut Albano, indikasi untuk melakukan laparoskopi diagnostic adalah :

  1. Apabila selama 1 tahun pengobatan belum juga terjadi kehamilan

  2. Kalau siklus haid tidak teratur, atau suhu basal badan monofasik

  3. Apabila istri pasangan infertile berumur 28 tahun lebih, atau mengalami infertilitas selama 3 tahun lebih.

  4. Kalau terdapat riwayat laparotomi

  5. Kalau pernah dilakukan histerosalpingografi dengan media kontras larut minyak.

  6. Kalau terdapat riwayat apendisitis

  7. Kalau pertubasi berkali-kali abnormal

  8. Kalau disangka endometriosis

  9. Kalau akan dilakukan inseminasi buatan.

 
Saat terbaik untuk melakukan laparoskopi diagnostic ialah segera setelah ovulasi. Segera setelah ovulasi akan nampak korprus rubrum, sedangkan sebelum ovulasi akan tampak folikel Graaf. Pada siklus haid 28 ahri laparoskopi dilakukan antara hari ke-14 dan 21. Pada kesempatan itu dapat pula diperiksa biopsy endometrium, pregnandiol, 17-ketosteroid urin 24 jam, dan fungsi tyroid. Pada siklus haid yang tidak berovulasi (amenore), laparoskopi dapat dilakukan setiap saat.
    Cacat bawaan biasanya didiagnosis dengan histerosalpingografi; dilakukan laparoskopi kalau akan menyakinkan uterus septus dari uterus ganda, dan untuk menilai kelayakan operasi metroplastik. Endometriosis dapat ditemukan pada 30% istri pasangan infertile, dan kejadiannya akan lebih meningkat dengan bertambahnya usia istri. Kelainan tuba, seperti hidrosalping, tuba fimosis, perlekatan perituber, hanya dapat diyakini dengan laparoskopi diagnostic.
    Teknik laparoskopi dan hidrotubasi dengan suntikan larutan berwarna melalui serviks, uterus, dan tuba dapat di baca di buku lain, oleh karena itu tidak akan diuraikan di sini. Inspeksi rongga perut harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Adanya perlekatan dapat mengganggu keutuhan tuba, mengganggu pergerakan fimbria, atau menahan ovarium di bagian belakang ligamentum latum. Untuk mengamati adanya kebebasan alat-alat tersebut, ligamentum ovarii proprium dijepit, kemudian digerak-gerakkan. Perlekatan antara ligamentum rotundum dengan tuba tidak mudah terlihat, kalau yang pertama tidak di jepit kemudian ditarik ke depan untuk dapat melihat perlekatan itu. Kalau tuba perlu dijepit, menjepitnya pada mesosalping yang tidak berpembuluh darah.

 
PROGNOSIS INFERTILITAS
Menurut Behrman & Kistner, prognosis terjadinya kehamilan tergantung pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapakan pada kemungkinan kehamilan (frekuensi sanggama dan lamanya perkawinan)
    Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, kemudian menurunkan perlahan-lahan sampai umur 30 tahun, dan setelah itu menurun dengan cepat.
    Menurut MacLeod, fertilitas maksimal pria dicapai pada umur 24-25 tahun. Hampir pada setiap golongan umur pria proporsi terjadinya kehamilan dalam waktu kurang dari 6 bulan meningkat dengan meningkatnya frekuensi senggama. Ternyata senggama 4 kali seminggu paling meluangkan terjadinya kehamilan; karena ternyata kualitas dan jenis motilitas spermatozoa menjadi lebih baik dengan seringnya ejakulasi dini.
    Penyelidikan jumlah bulan yang diperlukan untuk terjadinya kehamilan tanpa pemakaian kontrasepsi telah di lakukan di kawasan Taiwan dan Amerika Serikat dengan kesimpulan bahwa 25% akan hamil dalam 1 bulan pertama, 63% dalam 6 bulan pertama, 75% dalam 9 bulan pertama, 80% dalam 12 bulan pertama, dan 90% dalam 18 bulan pertama. Dengan demikian makin lamanya pasangan kawin tanpa hasil, makin turun prognosis kehamilannya.
    Pengelolaan mutakhir terhadap pasangan infertile dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun masih selalu ada 10-20% pasangan belum diketahui etiologinya. Separuhnya lagi terpaksa harus hidup tanpa anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain, umpamanya dengan inseminasi buatan donor, atau mengangkat anak (adopsi).
    Hasil penyelidikan Dor et al. menunjukkan, apabila umur istri akan dibandingkan dengan angka kehamilnnya, maka pada infertilitas primer terdapat penurunan yang tetap setelah umur 30 tahun. Pada infertilitas sekunder terdapat juga penurunan, akan tetapi tidak securam seperti pada infertilitas primer. Penyelidikan tersebut selanjutnya mengemukakan bahwa istri yang baru dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 3 tahun kurang, prognosis kehamilannya masih baik. Akan tetapi, kalau sudah dihadapkan selama 5 tahun lebih, pronosisnya buruk. Oleh karena itu dianjurkan untuk tidak menunda pemeriksaan dan pengobatan infertilitas selama 3 tahun lebih.
    Jones & Pourmand berkesimpulan sama, bahwa pasangan yang telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 3 tahun kurang, dapat mengharapkan angka kehamilan sebesar 50% yang lebih dari 5 tahun, menurun menjadi 30%.
    Turner et at. Menyatakan pula bahwa lamanya infertilitas sanga mempengaruhi prognosis terjadinya kehamilan.

 
PENANGGULANGAN BEBERAPA MASALAH INFERTILITAS

 
Air mani yang abnormal
Air mani disebut abnormal kalau pada tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasilnya tetap abnormal. Nasehat terbaik bagi pasangan dengan air mani abnormal adalah melakukan sanggama berencana pada saat-saat subur istri.
    
Adapun air mani abnormal yang masih dapat diperbaiki itu kalau disebabkan oleh varikokel, sumbatan, infeksi, defisiensi gonadotropin, atau hiperprolaktinemia.

 
Varikokel
Motilitas spermatozoa yang kurang hamper selalu terdapat pada pria dengan varikokel. Menurut MacLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu dapat ditemukan pada 90% pria dengan varikokel, sekalipun hormone gonad dan gonadotrofiknya normal. Sejak Dubin dan Amelar mengumumkan hasil varikokelektomi tidak berhubungan dengan besar-kecilnya varikokel, adanya varikokel dan besarnya motilitas spermatozoa yang kurang hamper selalu dianjurkan untuk dioperasi. Kira-kira dua per tiga pria dengan varikokel yang dioperasi akan mengalami perbaikan dalam motilitas spermatozoanya.

 

 
Sumbatan vas
Pria yang tersumbat vasnya akan mempertunjukkan azoospermia, dengan besar testikal dan kadar FSH yang normal. Dua tanda terakhir itu sangat konsisten untuk spermatogenesis yang normal. Operasi vasoepididimostomi belum memuaskan hasilnya. Walaupun 90% dari ejakulatnya mengandung spermatozoa, akan tetapi angka kehamilannya berkisar sekitar 5-30%.

 
Infeksi
Infeksi angkut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan testis sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi, infeksi yang menahun mungkin hanya menurunkan kualitas spermatozoa, dan masih dapat diperbaiki menjadi seperti semula dengan pengobotan. Air mani yang selalu mengandung banyak lekosit, apalagi kalau disertai gejala disuria, nyeri pada waktu ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut diduga karena infeksi menahun traktus genitalis. Antibiotika yang terbaik adalah yang akan
    Apabila ternyata tidak ditemukan antibiotik antispermatozoa, maka timbul keragu-raguan apa gerangan pengobatannya. Estrogen, klomifen sitrat, cawan serviks, dan inseminasi buatan intrauterine dengan air mani suami yang telah dicoba untuk mengobatinya.
    Dietil stillbestro (DES) yang diberikan dengan dosis 0,1-0,2 mg per hari dimulai pada hari kelima sampai keduapuluh dari siklus haid dapat memperbaiki uji pancasanggama yang abnormal, kalau sebabnya adalah kualitas dan jumlah lendir serviks yang kurang; akan tetapi pasti akan lebih memperbaiki lagi kalau lendir serviksnya normal. Akan tetapi pemberian DES dengan dosis seperti itu dapat juga menghambat terjadinya ovulasi.
    Pemberian klomifen sitrat untuk memperbaiki uji pascasanggama didasarkan atas anggapan bahwa lendir serviks yang kurang baik itu dapat disebabkan oleh perkembangan folikular yang kurang adekuat. Tidak diragukan lagi bahwa perkembangan folikular akan bertambah baik dengan pemberian obat itu, akan tetapi efek anti-estrogenik dari obat ini terhadap lendir serviks berlaku juga, apalagi kalau ovulasinya terjadi dalam 6 hari setelah selesai pengobatan tersebut.
    Inseminasi buatan dengan memakai cawan serviks dapat bermanfaat untuk beberapa kasus normospermia volum rendah, dan oligospermia ringan. Angka kehamilan dapat mencapai 30-50%. Inseminia intrauterine telah dicoba pula untuk lendir serviks yang "kurang ramah". McBain telah melakukannya pada 64 pasangan. Pasien yang besar kemungkinan menjadi hamil dengan inseminasi intrauterine itu adalah mereka yang spermatozoanya tampak bergerak baik dalam lendir serviks, akan tetapi tidak bergerak maju. Kiranya tidak ada tempat untuk inseminasi buatan bagi air mani suami yang uji pascasanggamanya normal.

 
Mioma uteri
Di samping ada istri yang dapat hamil dan melahirkan seperti biasa dengan mioma uteri, ada juga istri yang tidak dapat hamil dan satu-satunya kelainan yang dapat ditemukan adalah mioma uteri. Bagaimana mekanisme mioma uteri sampai menghambat terjadinya kehamilan belum jelas diketahui. Mungkin disebabkan oleh kelainan pada tuba, distorsi atau elongasi kavum uteri, iritasi miometrium, atau torsi oleh mioma yang bertangkai. Apapun mekanismenya, bahwa 50% istri yang dilakukan miomektomi dapat menjadi hamil membuktikan bahwa mioma uteri itu adalah sebabnya. Waktu yang diperlukan untuk menjadi hamil setelah dilakukan miomektomi kira-kira 18 bulan.
    Miomektomi yang terpaksa sampai menembus kavum uteri, dahulu merupakan indikasi mutlah untuk dilakukan seksio sesarea kalau terjadi kehamilan. Tetapi kini tidak dianggap demikian lagi, kecuali kalau diduga penyembuhannya mengalami gangguan, seperti kalau terjadi infeksi pascabedah. Biasanya penyembuhan luka pada uterus di luar kehamilan berlangsung lebih baik daripada dalam kehamilan.
    Sebagaimana dilaporkan oleh Malone dan Ingersoll, kemungkinan mioma uteri kambuh setelah dilakukan miomektomi terjadi pada 15-45%. Memang tidak selalu semua benih mioma uteri dapat dikeluarkan dengan pembedahan.

 
Endometriosis
Endometriosis adalah tumbuhnya kelenjar dan stroma endometrium yang masih berfungsi di luar tempatnya yang biasa, yaitu rongga uterus. Laparoskopi diagnostic pada istri pasangan infertile, Cohen mendapatkan 23% mengidap penyakit itu.
    Gejala dan tanda endimetriosis sangat bervariasi. Wanita dengan endometriosis ringan dapat menderita nyeri panggul hebat, dan sebaliknya, wanita dengan endometriosis hebat keluhannya dapat ringan sekali. Nyeri panggul dalam bentuk dismenorea (nyeri haid) sering kali dianggap sebagai gejala khas dari penyakit ini. Ternyata Scott dan Telinde hanya mendapat 19% dengan dismenorea yang progresif. Gejala dan tanda lain dari endometriosis adalah dispareunia kalau penyakit itu telah menjalar ke ligamentum sakrouterina dan kovum Douglasi. Pendarahan abnormal dari uterus, dara prahid yang berwarna coklat, dan infertilitas primer dan sekunder juga merupakan gejala dan tanda endometriosis. Perikasa dalam yang mendapatkan benjolan kecil-kecil pada ligamentum sakrouterina dan uterus yang retrofleksi atau adneksa yang sukar digerakkan patut dicurigai mengidap endometriosis.
    Tetapi endometriosis terdiri dari (1) menunggu sampai terjadi kehamilan sendiri, (2) pengobatan hormonal, dan (3) pembedahan konservatif.
    Dengan menunggu saja pasien dapat hamil dengan sendirinya. Garcia dan David mendapatkan angka kehamilan 65% pada 17 pasien dengan endometriosis ringan yang tidak dianjurkan untuk dilakukan pembedahan. Tentu saja umur pasien dan lama infertilitas harus menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan terapi menunggu ini. Pada umumnya dapat dikatakan, kalau pasien mengidap endometriosis ringan tanpa keluhan yang berarti, kecuali untuk infertilitas, dapat ditunggu untuk beberapa waktu lamanya sebelum dilakukan pengobatan.
    Apabila pengobatan ditujukan untuk infertilitasnya karena endometriosis, harus pula dipretimbangkan umur pasien, tahap penyakitnya, lama infertilitasnya, dan kehebatan keluhannya. Harus pula diingat bahwa terapi hormonal memerlukan waktu lama dan tidak selalu menyembuhkan endometriosis, kebanyakan hanya menekan untuk beberapa waktu lamanya. Oleh karena itu, pada pasien yang sudah lanjut usia dan sudah lama infertilitasnya, sebaiknya dianjurkan untuk menempuh pembedahan konservatif. Pasien dengan tahap penyakit yang berat dan ingin anak segera, pasti bukan calon untuk pengobatan hormonal.
    Pil KB yang berkhasiat progestasional kuat seperti noretinodel 5 mg + mestranol 75 mikrogram (Enovid) dapat dipakai untuk pengobatan endometriosis. Pengobatannya adalah sebagai berikut: 1 sampai 2 tablet sehari setiap hari terus-menerus, kemudian dinaikkan dengan 1 sampai 2 tablet lagi setiap minggu, sampai pasien mendapatkan 20 mg (4 tablet) seharinya. Pengobatan ini berlangsung selama 6 sampai 9 bulan.
    Preparat progestasional saja dapat juga dipakai, akan tetapi sering menimbulkan pendarahan dari uterus yang abnormal, sehingga memerlukan pengobatan tambahan dengan estrogen.
    Dengan pengobatan hormonal tersebut di atas, yang mengakibatkan keadaan "kehamilan semu", Kistner mendapat angka kehamilan 50%, dan angka kambuh kira-kira 17%.
    Danazol, obat endometriosis baru yang berkhasiat antigonadotrofik dan menghambat streoidogenesis ovarium akan mengakibatkan keadaan "menopause semu". Ovulasi akan dihambat, dan dengan demikian endometrium akan menjadi atrofik. Kekurangan estrogen akan mengakibatkan gejala-gejala pascamenopause, seperti berkeringat, "semburan panas", dan gangguan vasomotor lainnya. Virilisasi dan jerawat dapat pula terjadi. Danazol disampaikan dalam kapsul dengan dosis 200 mg, yang dimakan 2 kali 2 kapsul; 4 kali 1 kapsul sehari, terus-menerus selama 6 bulan atau sampai respons klinik memuaskan. Setelah pengobatan dihentikan, haid akan kembali seperti biasa 3-6 bulan kemudian. Kebanyakan kehamilan akan terjadi dalam 6 bulan pertama. Pada laparoskopi pascapengobatan, Dmowski dan Cohen mendapatka 59% sembuh sama sekali, 26% meninggalkan jaringan parut dan butir-butir hemosiderin, dan hanya 15% masih ada sisa-sisa endometriosis. Dmowsky dan Cohen melaporkan pula angka kehamilan sekitar 47%.
    Sebagai kesimpulan dapat dikatakan danazol merupakan obat yang sangat efektif untuk endometriosis, akan tetapi harganya sangat mahal.

 

Surah At-Taubah




öNåk÷]ÏiB×pxÿͬ!$sÛ(#qßg¤)xÿtGuŠÏj9ÎûÇÏe$!$#(#râÉYãŠÏ9uróOßgtBöqs%#s) (#þqãèy_uöNÍköŽs9Î)óOßg¯=yès9šcrâxÇÊËËÈ
*$tBurc%x.bqãZÏB÷sßJø9$##rãÏÿYuŠÏ9Zp©ù!$Ÿ2Ÿwöqn=sùtxÿtR`ÏBÈe@ä.7ps%öÏù
"Tidak sepatutnya orang – orang mukmin pergi semua (kemedan perang). Maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang agama dan untuk member peringatan kepada kaum mereka apabila mereka telah kembali kepada mereka, supaya berhati – hati."

Anjuran yang demikian gencar, pahala yang demikian besar bagi yang berjihad serta kecaman yang sebelumnya ditunjukkan kepada yang engga, menjadikan kaum beriman berduyun – duyun dan dengan penuh semnagat maju ke medan juang. Ini tidak pada tempatnya, karena ada arena perjuangan lain yang harus dipikul.

Sementara ulama menyebut riwayat yang menyatakan bahwa ketika Rasul SAW ketika Rasul SAW tiba kembali di Madinah, beliau mengutus pasukan yang terlibat dalam pasukan kecil itu, sehingga jika diperturutkan, maka tidak akan tinggal di Madinah bersama Rasul kecuali beberapa gelintir orang. Nah, ayat ini menuntun kaum muslimin untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa Tidak sepatutnya bagi orang – orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan perang sehingga tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni kelompok besar di antara mereka beberapa orang dari golongan, yakni kelompok besar di antara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk bersungguh – sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga member peringatan kepada kaum mereka yang menjadi anggota pasukan yang ditugaskan Rasul saw. Itu apabila nanti setelah selesainya tugas, mereka, yakni anggota pasukan itu telah kembali kepada mereka yang memperdalam pengetahuan itu, supaya mereka yang jauh dari Rasul SAW. Karena tugasnya dapat berhati-hati dan menjaga diri mereka.

Menurut al-biqa'I, kata tha'ifah dapat berarti satu atau dua orang. Ada juga yaag tidak menentukan jumlah tertentu, namun yang jelas ia lebih kecil dari firqah yang bermakna sekelompok manusia yang berbeda dengan kelompok lain. Karena itu, satu suku atau bangsa, masing-masing dapat dinamai firqah.

Kata liyatafaqqahu terambil dari kata fiqh, yakni pengetahuan mendalam menyangkut hal-hal yang sulit dan tersembunyi. Bukan sekedar pengetahuan. Penambahan huruf ta' pada kata tersebut mengandung makna kesungguhan upaya, yang dengan keberhasilan upaya itu para pelaku menjadi pakar-pakar dalam bidangnya. Demikian kata tersebut mengundang kaum muslimin untuk menjadi pakar-pakar pengetahuan.

Kata fiqh di sini bukan terbatas pada apa yang di istilahkan dalam disiplin ilmu agama dengan ilmu fiqh, yakni pengetahuan tentang hokum-hukum agama islam yang bersifat praktis dan yang diperoleh melalui penalaran terhadap dalil-dalil yang rinci. Tetapi kata itu mencakup segala macam pengetahuan mendalam. Pengaitan tafaqquh (pendalaman pengetahuan itu) dengan agama, agaknya untuk menggaris bawahi tujuan pendalaman itu, bukan dalam arti pengetahuan tentang ilmu agama. Pembagian disiplin ilmu-ilmu agama dan ilmu umum belum dikenal pada masa turunnya Al-Quran bahkan tidak diperkenalkan oleh Allah SWT. Al-Quran tidak membedakan ilmu. Ia tidak mengenal istilah ilmu agama dan ilmu umum, karena semua ilmu bersumber dari Allah SWT. Yang diperkenalkannya adalah ilmu yang diperoleh dengan usaha manusia kasby (acquired knowledge) dan ilmu yang merupakan anugerha Allah tanpa usaha manusia (ladunny/perennial).

Kita tidak dapat berkata bahwa Karena ayat ini hanya menyatakan bahwa cukup tha'ifah yang dapat berarti satu atau dua orang yang menuntut dan memperdalam ilmu, maka selebihnya harus menjadi anggota pasukan yang bertugas berperang. Memang, boleh jadi kondisi ketika turunnya ayat ini demikian itu halnya, tetapi ini bukan berarti bahwa setiap saat hingga kini harus demikian. Apalagi tujuan utama ayat ini adalah menggambarkan bagaimana seharusnya tugas-tugas dibagi sehingga tidak semua mengerjakan satu jenis pekerjaan saja. Karena itu juga, kita tidak dapat berkata bahwa masyarakat islam kini bahkan pada zaman Nabi SAW hanya melakukan dua tugas pokok, yaitu berperang dan menuntu ilmu agama. Tidak! Sungguh banyak tugas lain, dan setiap masyarakat berkewajiban membagi diri guna memenuhi semua kebutuhannya.

Ayat ini menggarisbawahi pertingnya memperdalam ilmu dan menyebarluaskan informasi yang benar. Ia tidak kurang penting dari upaya mempertahankan wilayah. Bahkan, pertahanan wilayah berkaitan erat dengan kemampuan informasi serta kehandalan ilmu pengetahuan atau sumber daya manusia. Sementara ulama menggarisbawahi persamaan redaksi anjuran/perintah menyangkut kedua hal tersebut. Ketika berbicara tentang perang, redaksi ayat 120 dimulai dengan menggunakan istilah ma kana. Demikian juga ayat ini yang berbicara tentang pentingnya memperdalam ilmu dan penyebaran informasi.
Di atas, ketika menjelaskan ayat 115 surah ini telah dikemukakan pandangan asy-Sya'rawi tentang arti ma kana. Jika demikian, ayat ini dan ayat 120 yang lalu bermaksud menyatakan bahwa tidak ada kemampuan untuk penduduk madinah meninggalkan Rasul sendirian di Madinah. Tidak ada juag kemampuan bagi seluruh kaum muslimin untuk pergi berperang tanpa ada yang tinggal memperdalam ilmu dan menyebarkan informasi. Nah, kalau kemampuan itu tidak ada, itu berarti mereka tidak dapat mengelak dari perintah tersebut, sehingga mau atau tidak mau harus terlaksana. Nah, disini para ulam bertemu ketika menyatakan bahwa redaksi tersebut digunakan untuk memerintahkan sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Terbaca di atas bahwa yang dimaksud dengan orang yang memperdalam pengetahuan demikian juga yang member peringatan adalah mereka yang tinggal bersama Rasul SAW dan tidak mendapat tugas sebagai anggota pasukan, sedang mereka yang diberi peringatana adalah anggota pasukan yang keluar melaksanakan tugas yang dibebankan Rasul SAW. Ini adalah pendapat mayoritas ulama.

Ada juga ulama, antara lain Ibnu Jarir ath-Thabari, yang membalik pengertian di atas. Menurutnya, yang memperdalam pengetahuan adalah anggota pasukan yang ditugaskan Nabi SAW itu dengan perjuangan dan kemenangan menghadapi musuh yang mereka raih, mereka memperoleh pengetahuan tentang kebenaran islam serta pembelaan Allah SWT terhadap agama-Nya. Dan dengan demikian, jika mereka kembali kepada kelompok yang tidak ikut bersama mereka, yakni yang tinggal bersama Nabi SAW di madinah, mereka yang pergi berjuan itu akan menyampaikan bencana yang menimpa musuh-musuh Allah yang membangkang perintah-Nya dan memperingatkan pada mereka tentang Kuasa Allah, agar yang tinggal bersama Rasul SAW. Berhati-hati dalam sikap dan kelakuan mereka. Pakar mengemukakan analisisnya. Antara lain ia menulis bahwa kelirulah siapa yang menduga bahwa orang-orang yang tidak ikut berperang, berjihad atau bergerak dinamis, adalah yang bertugas memperdalam pengetahuan . ini tidak sejalan dengan cirri agama, karena itu agama Islam tidak dapat dipahami kecuali oleh mereka yang bergerak, mereka yang berjuan untuk membumikannya dalam kenyataan hidup. Pengalaman menunjukkan bahwa mereka yang tidak terlibat dan menyatu dalam pergerakan agama ini, tidak memahaminya, walau ia berkonsentrasi penuh mempelajarinya dari buku-buku dengan cara yang dingin. Fiqh agama ini, tulisannya lebih jauh, tidak muncul kecuali dari arena perjuangan, bukannya dipetik dari seorang pakar yang duduk di saat pergerakan menjadi wajib, tidak juga dari mereka yang kini berdiam diri menghadapi buku-buku dan kertas-kertas. Demikian antara lain Sayyid Quthub.

Pendapat ini agaknya sedikit dipaksakan, apalagi tidaklah pada tempatnya menamai pengalaman mereka yang terlibat dalam perang atau kemenangan yang mereka raih sebagai upaya tafaqquh fi ad-din (memperdalam pengetahuan agama.

Ayat ini menggarisbawahi terlebih dahulu motivasi bertafaqquh/memperdalam pengetahuan bagi mereka yang dianjurkan keluar, sedang motivasi utama mereka yang berpeluang bukanlah tafaqquh. Ayat ini tidak berkata bahwa hendaklah jika mereka pulang mereka bertafaqquh, tetapi berkata "untuk member peringatan kepada kaum mereka apabila mereka telah kembali kepada mereka, supaya mereka berhati-hati." Peringatan itu hasil tafaqquh. Itu tidak mereka peroleh pada saat terlibat perang, karena yang terlibat ketika itu pastilah sedemikian sibuk menyusun strategi dan menangkal serangan, mempertahankan diri sehingga tidak mungkin ia dapat bertafaqquh memperdalam pengetahuan. Memang harus diakui, bahwa yang bermaksud memperdalam pengetahuan agama harus memahami arena, serta memperhatikan kenyataan yang ada, tetapi itu tidak berarti tidak dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat dalam perang. Bahkan tidak keliru jika dikatakan bahwa yang tidak terlibat dalam perang itulah yang lebih mampu menarik pelajaran, mengembangkan ilmu daripada mereka terlibat langsung dalam perang.